"Apa kamu di sini?" Suara lirih Jeno kini mencari seseorang yang masih menjadi pusat dari pikirannya.
Ia sudah mencoba memejamkan mata setelah menikmati makanan kesukaan dirinya dan Martha. Tapi, bisikan yang dibisikan Renar tadi siang membuat pikiran lelaki paruh baya itu tak sabar menunggu hari esok untuk bisa menemui sang istri.
Pikir Jeno, ia bisa menunggu sampai hari esok untuk membawa Martha pulang kembali. Tapi, ternyata seluruh tubuh dan pikirannya tak bisa sampai menunggu untuk hari berganti. Ini masih tergolong dalam pagi hari sebelum fajar tiba, tapi tubuhnya sudah berada di mana tubuh seseorang sedang memiring terbalut dengan selimut tebal.
Lelaki itu tidak tahu, seseorang yang tidur memering itu istrinya atau bukan. Tapi, melihat caranya tertidur dan segala hal yang ia lihat saat ini membuat mata tua itu berbinar menyakini apa yang telah diberitahu Renar padanya.