"Ma, ayo pulang. Aku tidak tahu tentang Lina ..."
"Aku bersumpah, itu bukan salahku," kata Jeno yang mencoba menggegam tangan sang istri, tapi Martha menarik tangannya kasar.
Jeno duduk menghadap sang istri yang mengarahkan pandangan tajam lurus ke depan seakan amarahnya belum juga padam hingga hari keempat ini. Jeno bingung harus melakukan apalagi untuk membuat Martha percaya padanya, jika dirinya dan Lina tidak ada hubungan apa pun kecuali hanya atasan dan bawahan.
"Katakan kamu akan mengusir dan memecat terlebih dulu sekretarismu itu baru pulang aku denganmu ..."
"Aku heran padamu. Kenapa kamu bisa nemuin aku di sini? Padahal aku tidak memberitahu siapa pun kecuali ...." Martha menghentikan kalimatnya saat mengingat sesuatu, seketika kedua matanya membulat sempurna