"Papa sereeem! Nathaan—"
"Jangan kabur kamu!" sahut Delon cepat. Tapi, langkahnya tecekal karena keberadaan sang Tuan Putri Kecilnya.
Delon menggeleng kepala melihat putranya yang memilih untuk menggulung tubuh kecilnya di balik selimut tebal daripada terlibat debat dengan dirinya.
"Kakak nakal ya, Pa? Beruntung mama sedang belajar, jadi mama tidak tahu kalau kakak main komputer Papa terus bikin nangis Nefa," kata Nefa yang sudah menempati pangkuan Nathan.
Delon mengusap lembut pipi gembul putrinya yang menengadah ke arah wajahnya. "Nanti jangan diberi ice cream. Biar Papa saja yang makan. Sekarang Nefa tidur, besok sekolah," titah lembutnya yang akhirnya diangguki gadis kecil tersebut.
Lelaki tampan itu mulai menidurkan putrinya, usap tak henti-hentinya ia beri pada pecuk kepala Nefa. Sampai akhirnya Delon bisa melihat bibir kecil itu sedikit terbuka, napas teratur mulai terdengar.
"Selamat malam Putri Kecil Papa. Papa akan smenjaga hati kalian sekuat mungkin."