Langkah kaki Rachel mengikuti apa yang telah dikatakan adik kelasnya. Langkah itu menuju ke arah ruang profesor Fathoni. Ia memang sedikit terkejut mendengar ada dosen tampan dari mulut adik kelasnya.
Karena setahu Rachel di kampus milik papanya ini. Tidak ada dosen tampan apalagi muda. Karena seluruh dosen begitu ketat diseleksi. Dan hanya pengajara bertittle profesorlah yang diterima di kampus ini.
"Setampan apa? Apa mungkin setampan kak Delon? Seharusnya dia sudah sampai di kampus 'kan? Tapi, sampai sekarang gue nggak tahu dia di mana ... mungkin juga dia di gedung lain," gumam Rachel saat tubuhnya tanpa sadar sudah berada di depan pintu ruangan dosen baik tersebut.
Kecuali asisten dosennya yang menggantikan dia hari ini. Seharusnya Rachel dihukum untuk mengerjakan sebuah makalah atau mengamati suatu usaha. Tapi, semua itu di luar keinginannya. Hari ini ia dipaksa untuk berolah raga hingga Rachel merasa tubuhnya sudah semakin kurus saja.
Tok!
Tok!
Tok!