"Di mana sisa anak buah kalian, ha?" bentak Regan yang sudah mengikat tubuh anak buah Anton yang sudah begitu lancang menembakkan peluru ke arah Delon sebanyak tiga kali.
Jika, respon Delon buruk. Regan sudah bisa memastikan timah panas terakhir itu pasti akan menembus leher lelaki tampan yang kini sedang menatap anak buah Antoni itu dengan lekat.
"Katakan ... atau kepalamu kutembak!" tambah Delon yang sudah menggerakkan senjata itu dengan begitu terampil. Sekarang tinggal satu tarikkan saja. Pelatuk itu akan menurut kemauan sang pemilik. Tidak hanya menjebol tengkorak kepala itu. Tapi, sampai ke dasar tanah.
"Aa .... arah jarum panjang mengarah pada angka dua belaas mereka akan ke sini bersama tuan Anton. Dan dipertengahan jalan sana ...." Lelaki itu meunjuk ke arah mobil Nino yang melaju keluar dari jalur pemakaman itu. "Sudah ada lima orang yang siapa menembak mobil kalian tadi." Lanjutnya yang membuat lelaki itu langusng menunduk.