"Kenapa? Gue cuma ke kamar mandi, ternya gue gerah lagi, Bang. Kalau lo mau tidur disini, yaudah."
Sellyn tetap mengayun langkah setelah menghempas kasar tangan Regan. Tapi, lagi-lagi tubuh ramping itu berhenti kembali. Tubuh Sellyn benar-benar tanpaku di tempat dengan kedua bola mata yang melebar seketika.
Tubuh Sellyn tiba-tiba terasa sangat berat. Ada beban yang membuat tubuh kecil merasakan tubuhnya hanya sebagai penompang.
Apalagi saat ini perempuan itu juga merasakan ada dagu yang berada di bahu kecilnya. Kedua tangan besar mengunci tangannya untuk memeluk tubuh Sellyn sendiri berlapis dengan tangang besar tersebut.
"Lo jangan sedih. Lo nggak sendiri, gue ada disini. Jangan usir, gue. Gue mau disini bersama Lo." Suara itu tepat berada di telinga Sellyn. Dan pelukan itu semakin erat ia rasakan.
Sellyn mencoba menormalkan emosi yang berkecamuk dalam hatinya saat tadi melihat isi pesan yang dikirimkan oleh ibunya sebelum ponsel itu rusak.