"Hentikan mobilmu, Christ."
"Turunkan aku."
"Christian, kau tidak tuli, bukan? Hentikan mobilnya!!"
Christian bergeming, dia tidak memperdulikan teriakan dan umpatan yang Zwetta keluarkan untuknya. Fokusnya saat ini adalah segera pulang ke rumah, Zwetta dan bayi yang ada dalam kandungannya saat ini adalah prioritas utama Christian.
"Kalau kau tidak mau menghentikan mobilnya, maka jangan salahkan aku jika aku melompat!" ancam Zwetta kembali.
Christian tersenyum kecil. "Kau tahu jika kau tidak akan bisa melakukan hal itu, bukan?" Christian mengingatkan soal kunci sentral yang ada di sampingnya pada Zwetta. Setelah berhasil memasangkan sabuk pengaman di tubuh Zwetta, Christian langsung mengunci pintu mobilnya secara sentral. Hal itu dia lakukan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan terburuk yang akan terjadi, Christian tidak mau jika sampai Zwetta berbuat nekat.
"Christian…"