Seluruh tubuh Christian langsung terasa dingin saat menyadari kesalahan yang baru saja diperbuatnya. Satu hal yang masih belum bisa Christian perbaiki sampai saat ini adalah mengontrol emosinya.
"Zee…"
Zwetta yang sudah memegangi pipinya yang baru saja terkena tamparan Christian tertawa kecil. Untuk Zwetta yang terbiasa dengan kehidupan keras sejak kecil, tamparan yang baru saja diberikan Christian sama sekali tidak memberikan efek yang menyakitkan. Dia pernah merasakan pukulan yang lebih keras dari sang ayah, yang pada waktu itu pulang dalam keadaan mabuk dan marah karena kalah dari judi saat masih berusia belasan tahun.
"M..maafkan aku, Zee." Christian meminta maaf dengan suara serak penuh penyesalan dan ketakutan. "Aku tidak sengaja."
Zwetta mengibaskan rambut pendeknya. "Tidak sengaja?"