"Ouuchhh.."
Rintihan kesakitan Christian terdengar cukup keras saat Zwetta melayangkan pukulan ke ulu hati lelaki itu tepat ketika Christian berdiri di depannya ketika akan membantunya turun dari mobil.
Zwetta melipat kedua tangannya di dada. "Rasakan, pukulan itu seharusnya mendarat di tubuhnya sejak kita ada di Paris!"
Christian mengangkat kepalanya ke atas, ke arah Zwetta yang juga sedang menatapnya. Selama beberapa detik Christian tidak mengatakan, dia lebih memilih untuk menetralkan rasa sakit yang begitu menyesakkan perutnya itu.
Setelah tiga menit berlalu, Christian akhirnya bisa berdiri kembali. Meskipun baru menerima sebuah pukulan menyakitkan, namun Christian tidak terlihat marah. Dia terlihat begitu tenang, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Masih ingin melampiaskan emosi lagi?" tanya Christian pelan. "Silahkan pukul lagi jika itu membuatmu tenang."
Zwetta memutar bola matanya. Jengah. "Dasar orang aneh!"