Harapan Zwetta untuk bisa tidur lebih cepat rupanya tidak terwujud dengan mulus, pasalnya baru saja dirinya selesai mandi tiba-tiba Christian kembali menghubunginya. Sejak memutuskan bekerja kembali, satu-satunya nomor yang tersimpan di ponselnya nomor Christian. Karena itulah Zwetta tahu siapa orang yang masih mengganggunya itu.
"Apa lagi yang kau…."
"Turunlah, aku punya kejutan untukmu!" Suara Christian terdengar begitu riang diujung sana ketika memotong perkataan Zwetta.
Zwetta menghentakkan kakinya dengan keras ke lantai. "No thanks, aku tidak tertarik dengan kejutan jenis apapun."
"Apakah ini artinya aku harus mengirim kembali motor sport yang sudah beberapa hari ini memenuhi garasi rumahku ke showroom?"
Kedua mata Zwetta terbuka lebar. "A..apa kau bilang?"