Zwetta yang sedang tertidur pulas di ranjangnya tiba-tiba terbangun saat merasakan dadanya sesak tanpa sebab.
"Ada apa denganku?" ucap Zwetta terbata. "Kenapa tiba-tiba saja dadaku sesak seperti ini."
Menggunakan tangan kirinya yang sudah mulai membaik, Zwetta lantas meraih tombol disamping nakas untuk menyalakan lampu kamarnya. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, Zwetta melihat ke arah jam yang terpasang di dinding kamarnya. Bibir Zwetta melengkung kecil saat melihat angka yang ditunjukkan oleh jam digital berbentuk persegi panjang itu.
Karena rasa sesak di dadanya tidak juga hilang, Zwetta pun memutuskan untuk beranjak bangun dari ranjangnya dan berjalan menuju lemari pendingin yang berada di dekat lemari tempat penyimpanan beberapa senjatanya.
Dengan membawa satu kaleng softdrink kesukaannya, Zwetta duduk di balkon kamarnya menatap jalanan kota New York yang masih ramai.