Elena kembali menyeka air matanya untuk kesekian kalinya saat taksi yang dinaikinya sudah hampir sampai di rumahnya, Elena tidak mau jika kedua orang tuanya melihat dirinya menangis. Meskipun saat ini dirinya sedang hancur berkeping-keping, namun Elena harus tetap terlihat kuat didepan kedua orang tuanya.
"Ambil sisanya, Nyonya," ucap Elena pelan pada seorang wanita paruh baya yang menjadi supir taksi siang ini.
"Terima kasih, Nona."
Elena mengangguk pelan, perlahan tangannya meraih handle pintu dan bersiap untuk turun. Namun ternyata pintu yang ada di samping kirinya tidak bisa dibuka, sang supir taksi belum membuka kunci central, secara otomatis Elena pun mengalihkan pandangannya pada sang supir taksi.
"Boleh saya bicara, Nona?" sang supir taksi yang sengaja belum membuka kunci central langsung bicara begitu Elena menoleh ke arahnya.
"B..boleh," jawab Elena terbata.