Chereads / Hubungan Penuh kenikmatan / Chapter 2 - Malam yang panjang

Chapter 2 - Malam yang panjang

21++

Harap bijak dalam membaca.

***

"Jangan menyesal honey." ucap Kevin memperingati, aku tak mengerti, bibirku kembali mendesah saat Kevin mulai menciumku lagi.

***

Suasana semakin panas terbakar gairah, sprei ranjang bahkan sudah kusut berantakan. Natasya terus mendesah sembari terus menggelengkan kepalanya.

Tangan Kevin liar menelusuri titik sensitif milik Tasya. Natasya mendesah, di bawah tubuh Kevin Natasya merem melek dibuat menikmati surga dunia.

Jari Kevin iseng memasuki lubang kenikmatan milik Tasya. "Aaakhh..." Tasya mendesah merasakan sensi nikmat yang memabukan.

"Kau sangat basah, honey." bisik Kevin di teling Tasya, membuat ia bergidik geli.

kevin terus memasukan jarinya, Tasya semakin menggeleng penuh nikmat. "Lhebhihh dhalamh" racaunya. Kevin menuruti, jarinya bergerak semakin dalam, lantas menggerakan maju mundur dengan tempo sedang.

Tasya terus mendesah, tubuhnya berkeringat, olah raga yang sangat menggairahkan.

"Kheeviinn, ahh.. ah... " Tasya mendesah, Kevin menyeringai melihat wajah Tasya yang sangat menikmati.

"Ah.. ah.. Kheevhiin... shh.. lhebhih chepahtt."

Kevin semakin cepat menggerakkan jarinya maju mundur, Tasya semakin mendesah dibuatnya. "Ahh.. ahh.. ahh.."

Kemaluan Tasya berkedut, menandakan sembentar lagi ia akan mencapai titik pelepasan. Kevin semakin cepat menggerakkannya, sampai Tasya mendesah dengan sangat kencang.

"Aaaakkhhhhhhh..." Desahnya mencapai klimaks. Bagian bawahnya basah dan mengalir cairan kental, Kevin dengan rakus menyesap cairan itu, tidak menyisakan sedikit pun.

Tasya memekik, itu jorok, tapi ia menikmati. Lidah Kevin masuk ke dalam organ intim milik Tasya, membuat Tasya kembali menggerang kenikmatan.

"Akhh.. Khevinh jorok."

Kevin menghentikan cumbuannya, Tasya mulai mengatur napasnya, dadanya masih naik turun setelah pelepasan yang ke-dua.

Kevin mendekap tubuh Tasya, memeluknya dengan erat. "Aku bahkan belum merasakan pelepasan, saat kau sudah dua kali melakukannya."

wajah Tasya memerah mendengarnya. "Kau sangat menikmati bukan?" Kevin mencium ceruk leher Tasya. Tasya mendesah, setiap sentuhan Kevin sangat sensitif bagi tubuhnya.

"Jawab aku, honey." Kevin meremas payudara Tasya kuat.

"Aakhh.. Iya."

"Kau menikmatinya, honey?"

"ahh. iya.. ah.. aku shanghatthh mhenikmatinyaa." Tasya menjawab.

Kevin menghentikan ciumannya, membuat Tasya sedikit bernafas lega.

"Apa kau pernah berhubungan intim?" Kevin bertanya, tangannya terus memeluk sambil mengusap surai rambut Tasya.

Tasya menatap wajah Kevin, hidungnya bersentuhan membuat wajah Tasya bersemu. "Belum." cicitnya, apa belum berhubungan intim sama sekali termasuk nerd?

Kevin tersenyum lebar mendengarnya. "Mau merasakannya denganku? Hanya denganku, tidak dengan yang lain, sekarang dan seterusnya." ucap Kevin menatap dalam mata Tasya.

Tasya terdiam, tidak mengerti. "Aku tidak tahu." jawabnya.

Kevin melumat bibir Tasya membuat bibir Tasya semakin merah membengkak. Tangannya dengan sigap meremas payudara milik Tasya, membuatnya menggerang nikmat.

Tangan satunya lagi tidak tinggal diam, kevin menggunakan kedua tangannya dengan sangat baik. Tangannya meraba bagian sensitif Tasya yang masih basah.

"Akh... " Tasya mendesah saat Kevin dengan sengaja menyentuh titik klitoris milik Tasya. Bibirnya kembali meracau nikmat. "Khevin...."

Kevin menghentikan jarinya, mempersiapkan juniornya yang sudah menegang, tanpa aba-aba Kevin memasukkan juniornya ke dalam lubang kenikmatan Natasya.

Keduanya memekik nikmat, Kevin merasakan vagina milik Tasya sangat sempit, juniornya seperti dicengkram erat. Kevin mendesah, "Akh.. honey, shangat sempit." racaunya, terus memaksa juniornya untuk masuk.

Tasya menggeram, matanya berkaca-kaca, ini sakit tapi nikmat secara bersamaan.

"Aaaakkhhhhh..... Khevinh..shhh ahhh... Shakit.. hiks.."

Tasya menangis, vagina Tasya berkedut, di bawah sana Tasya merasakan kesakitan yang luar biasa. "Sa.. Shakit , Kevv... hiks. " Tasya terus menangis, membuat Kevin berhenti memajukan juniornya.

kevin mendongak melihat juniornya, bahkan 'junior' Kevin belum masuk setengahnya. Kevin mencoba menenangkan, tangannya mengelus pucuk kepala Tasya, "honey... "

"Hiks.. i.. ini sangat sa.. sakit, Kevv." Tasya terus menangis.

"Hanya sebentar, honey. I'm promise. setelahnya tidak akan sakit." ucapnya. Bibirnya kembali mencium Tasya, mencoba meredam tangisnya.

Tangan mereka bertautan, saling menggemgam menyalurkan rasa. bibir Kevin turun ke arah leher jenjang Tasya, membuat banyak tanda kepemilikkan. Tasya menggeram nikmat, melupakan rasa sakitnya.

Kevin ingin memajukan juniornya, tapi urung, ia takut Tasya tersakiti. "Aku akan bersabar menunggumu sampai siap." ucapnya, ia menarik kembali juniornya yang sudah menegang. Kevin menarik tangannya, memasukkan dua jarinya ke dalam lubang milik Tasya. Tasya semakin mendesah dibuatnya.

"Ah.. Kevin ahh.. lhebih.. shhh.. chephatt." racaunya.

Kevin menuruti, menggerakan jarinya maju mundur dengan cepat, Tasya mendesah semakin kencang, vaginanya berkedut, mengeluarkan cairan bening pelepasan yang ke tiga.

"Aaaaakkhhhhhhhh. "

Tasya menggelinjang , badannya merasakan nikmat luar biasa. nafasnya memburu, dadanya naik turun. Erangan nikmat terdengar di telinga Kevin.

Kevin melumatnya sampai habis, tak menyisakan sedikit pun. Tasya menarik rambut Kevin, menjalarkan rasa nikmat, lidah Kevin terus bekerja menelusuri vagina Tasya.

Tasya menjaga daerah kewanitaannya dengan baik, vaginanya bersih, lembut dan wangi. "Shh.. Khevin.. geli... ahh. " Tasya menarik kepala Kevin.

Kevin menghentikan aktivitasnya, badannya merengkuh tubuh Tasya. Keduanya berkeringat. sama-sama mengatur nafas.

"Honey.." Kevin memanggil, sembari iseng mengusap payudara Tasya.

Tasya menjawab dengan gumaman, badannya sangat lelah. Ia menyerah, sedari tadi Kevin tak berhenti menyentuhnya.

"Kau lelah?" Kevin meremas payudara Tasya gemas. membuat sang empu memekik nikmat.

"Akh.." pekik Tasya.

"Kau lelah, honey?"

Kevin mencium ceruk Tasya, membuat Tasya mendesah untuk kesekian kalinya.

"Ahh.. Khevin shh behenti."

"Kalau aku tidak mau?" Kevin terus menciumi Tasya, sekarang bahkan wajahnya sudah berada di depan gundukan besar milik Tasya.

"Akanku buat kau mengerang kenikmatan sekali lagi."

Kevin semakin ganas menciumi Tasya, sebenarnya dia juga butuh pelepasan, juniornya sudah sangat menegang sempurna.

Tangannya liar menyentuk titik sensitif Tasya. Natasya mendesah pasrah di bawah kungkungan Kevin.

Desahan Tasya bagai melodi indah yang terus Menyemangati Kevin. Kevin kembali memasukkan dua jarinya, menggerakkannya maju mundur, temponya semakin cepat, Kevin menambah satu jarinya. Membuat Tasya menggerang nikmat.

"Akhh.. Kevhiin, enaak... ahhh.. " Kevin menyeringai, Tasya semakin meracau kenikmatan, saat jari Kevin merasakan vagina Tasya berkedut ingin mencapai pelepasannya. Kevin menghentikan gerakan jarinya, membuat Tasya kecewa, ia sudah mau sampai klimaks, Tasya menatap Kevin sayu.

"Ke.. kenapa berhenti?" Tasya bertanya.

Kevin tersenyum, menikmati wajah Tasya yang kecewa.

"Ingin saja." jawabnya asal.

Tasya melayangkan tatapan kecewa, "Akhhh."

"Khevin, cepat, aku.. a.. akuu."

"Yes, honey.." Kevin meraba payudara Tasya.

"shh.. Kevin, akh.. chepattt!" Tasya kesal, hasratnya perlu dituntaskan.

"Aku datang, honey." jarinya mulai ia gerakan maju mundur dalam tempo lambat. Membuat Tasya serba salah.

"Khevin, jangan menggoda ku. akhhh, Kevin lebih chepat."

Kevin menghentikan jarinya lagi.

"Kevin.. "Tasya kesal sekaligus kecewa.

"Kita tidur sekarang." ucap Kevin menarik jarinya keluar.

"Shhh.. " Tasya mendesah tertahan.

"ini sangat tanggung, Kevin. Aku sudah mau keluar." Tasya mencoba protes.

"Tidak, kau harus tidur." Kevin bersikukuh, nafasnya berat menahan hasrat.

Tasya mengeluh, matanya ia paksa terpejam, badannya mulai merasa lelah kembali. ia tertidur.

Kevin melirik Tasya, nafasnya teratur, Tasya sudah tidur. Kevin turun dari ranjang, berjalan menuju kamar mandi. ia menyalakan shower, mengalirkan air dingin ke tubuhnya.

"Tasya, kau membuatku gila. shh.." Kevin menggeram, tangannya menggerakkan juniornya sendiri, Kevin butuh pelepasan.

"Akhh.. " desahnya dalam permainannya sendiri.

ceklek, pintu kamar mandi terbuka, manampikkan Tasya dengan tubuh polos ditutupi selimut. Ia menyelonong masuk tanpa memperhatikan Kevin, Tasya muntah, kepalanya pening, lantas mencuci mulutnya. kakinya bergetar lemas.

"Siapa kau?" Tasya bertanya.

sedetik kemudian matanya membulat, "Aaaaaaaa" pekiknya kaget, baru sadar kalau Kevin bertubuh polos, wajahnya memerah.

Tasya menutup wajahnya dengan selimut, menutup mulutnya, memperhatikan tubuhnya yang polos, ia berdiri, berkaca memperhatikan dirinya. banyak kiss mark dihampir seluruh bagian tubuhnya. Leher, dada, perut, bahkan paha. memorinya mengingatkan ia pada kejadian beberapa menit lalu, kenapa dirinya begitu sangat menikmati, bahkan meminta terus dilanjutkan. kenapa harus mendesah begitu keras.

"A.. aku?" Tasya menatap wajah Kevin.

Kevin mendekat, "Kenapa terbangun, hmm?" ia kembali memeluk Tasya dengan tubuh polosnya.

Tasya memberontak melepaskan pelukan Kevin.

Kevin meremas kuat bokong Tasya, membuat Tasya menggeram nikmat. berhenti memberontak.

Bibir Kevin kembali mencium Tasya, bibirnya saling bertaut. Kali ini Tasya diam tak membalas, otaknya masih sibuk merentetkan kejadian demi kejadian.

Permainan Kevin sangat memabukkan, tanpa sadar Tasya mendesah membuat mulutnya terbuka. Memberikan akses lidah kevin untuk masuk menelusuri rongga mulut Tasya, mengabsen giginya satu persatu.

Kaki Tasya lemas, badannya lunglai seperti tak bertulang, Kevin mengeratkan pelukannya, menahan Tasya agar tidak terjatuh.

"Sekarang kau sudah tidak mabuk, aku akan 'memghabisimu', honey. " Kevin menggendong Tasya ala bridal style, merebahkannya di atas kasur. Bibirnya terus berkelut, Tasya mulai membalas ciuman Kevin. Tangan Kevin meremas gundukkan Tasya. membuat sang empu membusungkan dada.

ciuman Kevin turun ke leher jenjang Tasya, berlama-lama membuat kiss mark. Tangannya mulai meraba bagian sensitif Tasya, menyentuh klitorisnya, membangkitkan gairah.

"Akhh.. " Tasya mendesah kencang.

"Izinkan aku memilikimu, honey." ucap Kevin mengecup bibir Tasya. Juniornya sudah siap, ia memasukkan juniornya ke dalam milik Tasya. Tasya menggeram.

Kevin menutup matanya menikmati, vagina Tasya sangat sempit, mencengkeram kuat juniornya.

Tasya kembali berkaca-kaca, ingin menangis. Kevin segera mencium bibirnya, mengalihkan rasa sakit. lima menit tertahan, Tasya kembali mendesah.

Kevin memasukkan juniornya, memaksa masuk lebih dalam, semakin nikmat, Kevin menggeram. milik Tasya membuat Kevin kehilangan akal.

Tasya terus berciuman dengan Kevin, matanya mengeluarkan air mata.

Kevin terus menusuk, memaksa masuk juniornya, "Sa.. sakit.. " Tasya menangis.

"Hanya sebentar, honey. I'm promise." Kevin mengecup bibir Tasya. meremas buah dadanya sambil terus memajukan juniornya.

"aaaaaakkkhhhhhh... " Tasya menjerit, sakit. ini sakit, Kevin menembus dinding keperawananya, merobek selaput daranya. Kevin menggeram berhasil memasuki milik Tasya, darah segar mengalir dari lubang Tasya, merembas sampai ke sprei.

"Sa.. sakit." Tasya menangis kencang. "Hiks.. Berhenti, sakit." Tasya menggelengkan kepalanya. Bagian bawahnya terasa penuh, sangat sakit.

kevin mencium leher jenjang Tasya, mengalihkan rasa sakit. juniornya ia gerakkan perlahan, menyesuaikan agar Tasya terbiasa. Kevin terus menggerakan juniornya, maju mundur, dengan tempo sangat pelan.

"Ahh.." Tasya mulai mendesah, rasa sakitnya berkurang, sekarang nikmat menghampirinya. Ia mulai mengikuti gerakan Kevin membuat tempo yang seirama. Semakin lama semakin cepat. Tubuh keduanya berkeringat, tangannya saling bertautan menyalurkan rasa nikmat. Suasana panas dengan gairah, sprei mereka sudah berantakan tak beraturan.

"Akh.. akh.. akh.. " Tasya mendesah kencang, ia tidak mabuk, tapi ini sangt nikmat membuatnya kepayang.

"Sebut namaku, honey." Kevin mengecup hidung Tasya. Temponya semakin cepat, membuat suara tubuh mereka yang bergesekan terdengar. Ranjang mereka ikut bergerak. Kevin menjelma menjadi hewan buas yang menerkam mangsanya yang lemah.

"Ahh.. ahh.. Kheviin. akhh.." Kevib menggerakkan semakin cepat. "Apakah kau suka, honey?" Kevin terus menggerakkan miliknya.

Tasya mengangguk, "Shangatthh nhikmath.. akh, kheviinnn."

"Teruslah menyebut namaku."

"Khevhiin.. Kevin..akhh.. Ahhh.." Tasya meracau.

Vagina Tasya berkedut, ia mencapai pelepasan yang ke-empat. Nafasnya naik turun, Kevin tak menurunkan temponya, ia terus menggerakkan miliknya, tak memberi kesempatan pada Tasya.

"Akhh.. ahh.. ahh.. "

"Akhh.. ahh. ah.. akh.. "

Suara desahan sahut menyahut di langit kamar, Kevin menggila, ia belum mencapai klimaknya.

Di bawah sana Tasya pasrah dengan kebuasan Kevin, ia sudah pelepasan beberapa kali. tiga puluh menit berlalu. Milik Tasya berkedut, bersamaan dengan milik Kevin, "Kevin, akhuu ah.. akhann kheluarh. "

"Bersamaan sayang. " Kevin melepaskan cairan testosteronnya ke dalam rahim Tasya, cairannya menyatu dengan milik Tasya, membuat sebagai merembes ke sprai.

"Aaakkhhhhhhhhhhh." Desahannya berbarengan dengan Tasya. Ini sangat nikmat. jutaan sel keluar dari tubuhnya.

Kevin memeluk Tasya, menghembuskan nafasnya. Dadanya naik turun, ia baru saja mencapai pelepasan pertamanya.

Kevin mengecup wajah Tasya, mengucapkan terima kasih. juniornya ia biarkan berada di dalam milik Tasya.

Tasya masih mengatur nafasnya. pelepasan kali ini sangat luar biasanya, rahimnya penuh oleh cairan milik Kevin.

Kevin menarik Tasya ke dalam rengkuhannya, twins ball nya menempel sempurna di dada bidang Kevin. Membuat juniornya kembali menegang.

" Next, ronde dua, sayang... " Kevin mengecup mata Tasya. Tasya pasrah, tubuhnya dikoyak habis oleh Kevin. ia tidak tahu kapan ini akan berakhir.

Kevin menggerakkan miliknya dengan cepat, maju mundur, membuat Tasya mendesah kenikmatan.

Bibirnya mencium dada Tasya rakus.

"Ahh.. ahh.. ahhh.. " Tasya kembali mendesah.

"Khevin.. " racau Tasya.

dua puluh menit bergelung, Kevin kembali mencapai klimaksnya.

"Akhhh." Kevin menggeram juniornya kembali memyemburkan cairan mani ke dalam rahim Tasya.

Tasya terpejam, merasakan sensi nikmat kesekian kalinya.

Nafas mereka memburu, ini sudah pukul 02.00 dini hari, Kevin menciumi Tasya, miliknya ia biarkan tenggelam. Ciumannya sampai di leher jenjang Tasya. Mencumbunya lama. Tasya mendesah tanpa tertahan.

Kevin tersenyum, ia masih ingin 'melakukannya'. Kevin tidak bisa berhenti, Tasya membuatnya sangat bersemangat. ia meremas kasar payudara Tasya. Tasya terekik.

"Aku menyukaimu, ayo lanjut ronde ke-tiga." ucapnya menyeringai. Tasya pasrah, ia hanya mengikuti Kevin.

Kevin membangunkan juniornya, melepaskannya terlebih dulu, lantas memasukkannya dengan sekali hentakkan.

"Akhhh. " Tasya memekik. merasakan sesuatu yang menghujamnya. Malam ini sangat panjang, dengan erangan nikmat, desahan demi desahan. membuat melayang kenikmatan.

"Ahhhh... aku sangat menikmati dosa yang satu ini. "