Zara jadi kepikiran ucapan Zayn. Ia merutuki lelaki itu yang begitu menyebalkan baginya. Menyebalkan sekali. Apa-apaan dia bilang begitu di saat dia sudah punya sosok Citra dan bayinya? Di saat sebentar lagi sosok lelaki itu akan memiliki seorang anak di usianya yang muda.
Zara sama sekali tak mengerti dengan lelaki itu. Zayn hanya menjadikannya taruhan. Harusnya Zayn bersikap biasa saja, nyatanya lelaki itu malah bersikap seolah olah sedih kehilangannya. Apa sebagai kamuflase? Atau Zayn belum mendapatkan jam sebagai taruhannya karena mereka putus belum memenuhi waktu perjanjiannya?
Zara memejamkan matanya, mengusap wajahnya dengan kasar, "Kak Zayn ... sebenarnya perasaan kamu ke aku itu seperti apa?" Tanyanya lirih.
Kini Zara masih menunggu Ghibran dan kakak beserta kekasih kakaknya. Zayn sendiri sudah pergi tadi setelah mengatakan kalimat yang membuat Zara ambyar sendiri.
"Dek, kamu nunggu lama?"
Zara membuka mata, menoleh ke arah sang kakak dan kekasihnya beserta Ghibran.
