Dua hari setelah Ghibran dimakamkan, dan dinyatakan dengan jelas kalau lelaki itu sudah tiada, hari hari Zara seolah tak lagi berwarna. Rasanya hambar. Selama itu juga, Zara tetap menjalani hidupnya sendiri, hanya saja, tak ada senyuman apa pun. Semua orang di sekitarnya, merasakan dengan penuh jelas bagaimana perubahan Zara. Gadis itu benar-benar kehilangan atas kematian Ghibran. Dan semua orang memahami bagaimana sedihnya Zara saat ini.
Maka selama itu, Mahendra, atau semua orang di sekitar Zara berusaha mengembalikan Zara mereka.
"Zara," ujar Mahendra memanggil putrinya.
Lelaki itu baru saja pulang dari kantor, dan melihat putrinya malah mendudukkan diri dengan tatapan kosong ke depan di bangku teras depan. Malam-malam begini, maka Mahendra memutuskan untuk menghampiri putrinya itu. Mahendra mendudukkan diri di samping Zara. Lelaki itu menatap putrinya dengan sendu.
"Kak," panggil Mahendra sekali lagi. Lelaki itu mengusap puncak kepala putrinya.