Chintya terdiam. Kedua alisnya yang ia kerutkan, membuatku merasa terhipnotis melihat raut wajah Chintya. "Kalian saling kenal?" Tanyaku seraya menunjuk ke arah Chintya dan juga Anton.
"Ah ... Tidak Arini. Mungkin temanmu pernah melihat Kakak di majalah. Betul kan, Mas?" Lalu Anton mengangguk pasrah.
"Oh ... Begitu! Ya sudah duduklah, Kak!"
Kemudian, aku pergi ke dapur untuk membuat minum yang akan ku berikan pada Chintya. Saat sedang aku pergi ke dapur. Ku lihat dari balik pintu dapur, tingkah Chintya dan Anton sangat mencurigakan.
"Apa sebenarnya mereka memang saling kenal?" Gumamku.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Bisik Anton.
"Hei! Aku ini Kakak Arini. Dia adikku!"
"Apa?"
Perbincangan mereka terhenti ketika aku datang membawa minuman untuk Chintya. "Baru ku tinggal sebentar, sepertinya kalian sudah akrab ya?" Aku sengaja melempar canda pada Chintya dan juga Anton.
"Oh ya Kak! Ada apa datang ke rumahku?"
"Aku hanya ingin melihat keadaanmu, Arini!" Jawab Chintya.
