Chereads / Teman Gak Ada Akhlak / Chapter 12 - 12. Dona von Schutzel 2

Chapter 12 - 12. Dona von Schutzel 2

Keesokan harinya, alarm berbunyi di Virtual Phone milik Reita. Reita yang masih tertidur bergerak sana sini karena merasa terganggu dengan bunyi alarm yang terus berdering.

Ia pun bangun dan mengecek sebuah notifikasi setelah mematikan alarm yang terus berbunyi. Notifikasi itu tidak terlalu penting baginya dan hanya ingin

Ia mendapatkan berita yang gak ngotak itu. Jadi, ia segera mengabaikannya dan ingin bersantai di ruang tengah. Ia membersihkan kamar tidurnya sebelum meninggalkan kamar. Itu sudah menjadi kebiasaan yang ia lakukan.

Setelah tiba di ruang tengah, ia pun menyalakan TV hologram layar lebar itu. Ia memutarkan berita pagi ini agar terlihat lebih update seperti cewek sebelah yang eksis mulu di Pecebook.

[Berita Pagi Ini]

[Seorang Cewek Tepos.Masuk ke Rumah Sakit Akibat Makan Rinsho Tadi Malam.]

[Bandung, Indonesia]

"Berita terkini. Ada cewek yang masuk ke rumah sakit hanya karena ia makan Rinsho. Entah apa yang merasukinya. Cewek itu dilarikan ke rumah sakit pada pagi buta ini." Reporter memperlihatkan Dona ke rumah sakit.

Reita mendengar berita itu. Ia tersenyum lebar karena Dona dilarikan ke rumah sakit akibat makan Rinsho dini hari tadi. Entah apa yang merasuki Dona, sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit karena

Reita bersemangat, sehingga ia harus mandi lebih cepat setelah mendengar berita yang tidak jelas itu. Reita segera berpamitan ibunya dengan alasan ingin jalan-jalan di Kota Bandung yang luas dengan menaiki sepeda.

"Hati-hati yah! Jangan lupa ajak calon istrimu untuk pergi bersama-sama," pesan ibunya pada Reita.

Reita tidak mendengarkan pesan dari ibunya. Ia langsung meninggalkan rumah dengan kelajuan sepeda terbang miliknya. Kelajuan sepeda yang ia tuju adalah sebuah rumah sakit yang merawat Dona.

Tapi Reita tidak menyangka ada yang sosok yang mengikuti keberadaanya. Sosok itu menggunakan mobil sedan Ronda. Sosok itu mengikuti Reita yang terburu-buru untuk mengunjungi rumah sakit pada hari Sabtu Pagi itu.

^****^

Setelah sampai di rumah sakit, Reita segera memarkirkan sepedanya dan segera lari ke lobi untuk melihat reaksi Dona soal kejahilannya. Ia bisa melanjutkan \tahap selanjutnya dari rencana amsyong itu..

Ia sampai di resepsionis dan resepsionis itu sedang bekerja pada hari Sabtu. Dia melihat Reita yang sudah berada di depannya, Resepsionis itu menghampirinya dan menanyakan tujuan Reita di rumah sakit itu.

"Ada yang bisa dibantu, Shiva?" Tanya resepsionis itu.

Reita menjawab,"Mau mengunjungi Dona, Teh."

Teteh sedikit khawatir dengan Reita. Namun, ia ingin menghindari Reita dari pasien seperti Dona itu. Belum lagi, mempertimbangkan orang tua Dona yang tidak enak dengan kondisi anaknya.

"Kalau begitu, mending kamu pulang aja," saran resepsionis rumah sakit itu.

Reita tidak mengerti karena ia disuruh pulang ke rumah. Reita dengan penasaran sebab ia harus pulang ke rumah.

"Kenapa aku harus pulang, Teh?" Tanya Reita.

Dengan rasa cemas, resepsionis itu menjawab "Nanti kamu tersesat di rumah sakit. Nanti, kalau kamu nangis, gak ada yang bantu kamu."

"Kamu kira aku ini apa? Shiva?" Tanya Reita ingin mencocor resepsionis itu.

"Dek. Rumah sakit ini dibuat untuk menyesatkan jalan pasien. Hanya orang yang tinggal disini selama 1 tahun yang tahu tempatnya," jelas resepsionis itu.

"Makanya, aku menyarankan kamu untuk pulang ke rumah."

"Tadi, aku lihat ada sekelompok reporter untuk mewawancarai seorang pasien. Sampai sekarang tidak ada yang bisa keluar dari sini dengan selamat," imbuh resepsionis itu.

"Lah,terus orang tuanya dimana?" Tanya Reita yang semakin penasaran.

"Mereka harus menetap agar mereka tidak tersesat di rumah sakit. Kalau mereka mau keluar, harus bilang dulu ke tim SAR agar tidak tersesat di jalan lurus," jelas teteh resepsionis itu.

"Bilang aja tim SARnya gabut dan mau menyelamatkan orang yang tersesat," gumam Reita.

Reita menghela nafas dan menyudahi,"Ya udah! Aku mau pergi. Kamar Dona berada di "

Resepsionis itu menjawab,"Ada di ruangan B5," jelas

"Oke. Aku akan kesana." Reita segera meninggalkan resepsionis itu agar ia bisa menjenguk Dona.

"Dadah! Kalau kamu nangis karena tersesat, nikahin aku yah!" Pesan resepsionis itu.

Reita mengabaikan pesan resepsionis itu. Ia mengaku teteh resepsionis itu cantik dan agak meresahkan. Reita hanya ingin

^****^

Beberapa jam kemudian, Reita menemukan ruangan Dona setelah tersesat entah kemana. Bahkan, tim reporter menangis seperti anak kecil karena mereka tidak menemukan pasien yang bernama Dona untuk diwawancarai. Ini menyebabkan TV Ten membatalkan wawancara live kepada Dona.

"Buset! Ini rumah sakit apa Maze Runner?" Gumam Reita menahan nafasnya karena sudah menemukan ruangan Dona.

"Biarkanlah! Yang penting gue udah sampai disini. Waktunya melancarkan rencana gue," gumam Reita segera memasuki ke pintu rumah sakit Dona.

Reita memasuki kamar Dona dan melihat seisi ruangan yang estetik dan modern. Ia tidak menyangka ruangan pasien bisa senyaman ini. Tidak sia-sia ia tersesat di maze runner dan mendapatkan suasana yang tidak biasanya.

Seperti ibaratnya, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Itu adalah quotes yang dipegang oleh rumah sakit itu.

Ia menghampiri orang tuanya Dona yang sedang rebahan tidak jelas. Sepertinya ini bukan terlihat seperti rumah sakit. Ini seperti

"Pak, Bu. Kalian ngapain disini?" Tanya Reita melihat ayah dan ibunya Doan yang sedang rebahan tidak jelas.

Mereka menoleh ke Reita Mereka menghentikan aktivitas rebahan mereka dan memperhatikan Reita secara seksama.

"Tunggu. Kamu Reita yang apes gara-gara bekalnya udah dimakan sama Dona, kan?" Tebak ayahnya Dona yang menekankan Reita secara batin.

"Pertanyaan yang menyakitkan," gumam Reita.

"Jadi, kamu datang kesini buat jenguk Dona?" Lanjut ibunya Dona yang langsung berdiri.

"Iya," jawab Reita dengan singkat.

Kedua orang tua itu sangat bahagia di tengah Dona yang sedang tertidur pulas karena sakit perut akibat makan Rinsho. Mereka berdua sedikit lega karena ada temannya yang menjenguk Dona.

"Tolong titip Dona yah! Bapak mau selingkuh dulu," pesan ayah Dona segera keluar dari ruangan Dona.

"Papa! Jangan pergi seenaknya!" Ibu Dona ingin menghentikan ayahnya yang doyan selingkuh.

Mereka meninggalkan Reita yang hanya terdiam di kursi rebahan itu. Reita bisa melanjutkan tahap rencana jahatnya itu. Karena itu adalah satu-satunya harapan yang harus ia lakukan.

Sebuah ranjang yang empuk dan dilabeli premium kasur, air galon yang digunakan untuk menginfus pasien, dan sebuah gas elpiji ((100-94)-(200-197))x((100-50)-(100-51)) Kg yang terpasang di hidung Dona.

Reita menghampiri Dona yang sedang bobo cantik di pagi hari. Ia tidak bisa bergerak akibat kerjaan Reita yang memberikan Dona berupa Rinsho di tengah nasi. Ia tidak bersalah karena Dona yang memulai duluan.

Ia menghampiri Dona dan menengok tanpa rasa bersalahnya. Ia merasakan kondisi Dona yang masih datar. Belum ada peningkatan dan penurunan yang terjadi. Hanyalah sebuah grafik yang datar.

Senyuman jahatnya terlukis dalam pikirannya. Ini bisa menyakiti Dona karena rencana amsyong Reita. Namun, ini bisa jadi Reita kasihan karena ini terlalu berlebihan.

Namun, pada saat tertentu, seseorang yang menerobos ke ruangan pasien yang estetik itu dan membuat kaca jendela pecah akibat tekanan dari kaki seseorang itu. Reita segera menghampiri ke sumber suara yang berisik itu.

Rupanya itu adalah Aprilia yang sok-sokan jadi aktor pemeran film aksi yang keren. Reita hanya terdiam karena ia melihat kelakuan cewek yang tidak ada obatnya. Ia mengubah dirinya menjadi orang asing sebelum Aprilia melihatnya. Entar rencananya terbongkar gara-gara bacotannya Aprilia.

"Hei! Kamu! Ini ruangannya Dona bukan?" Tanya Aprilia pada Reita dengan sosok seperti orang asing.

Reita hampir saja ketahuan. Ia takut dibacotin Aprilia karena Aprilia adalah cewek sesungguhnya. Kalau rencananya ketahuan oleh Aprilia, bisa menjadi bencana bagi Reita

"Bu-Bukan, Teh. Ruangan Dona di ruangan sebelah. Di B7," jawab Reita keringat dingin karena takut rencananya terbongkar.

"Oh. Kalau yang ini?" Tanya Aprilia memastikan.sesuatu yang janggal.

"Ini adalah sepupu saya," jawab Reita terpaksa berbohong untuk melanjutkan rencananya.

Aprilia tidak mendengar kebohongan dari orang itu yang ternyata adalah Reita. Ia memaklumi hal itu karena ia adalah anggota dari Ekskul Pramuka. Ia ingin minta maaf. Tapi, waktunya tidak banyak.

"Maaf. Aku buru-buru dulu! Aku mau hajar pelakor dulu. Dadah!" Aprilia meninggalkan ruangan B5 dan segera ke ruangan B7.

Reita selamat dan menghela nafasnya karena Aprilia mempercayai kebohongan dari Reita. Efek cairan bertahan selama yang Reita inginkan. Jadi, Reita bisa menahan penyamaran itu. Ia harus menyisakan sesuatu agar bisa memprovokasikan Aprilia.

"Selamat. Kalau enggak, habislah gue!" Reita selamat dari cengkraman Aprilia.

"Oke. Sekarang, gue akan melanjutkan rencana jahat gue."

Reita segera menghampiri Dona yang sudah masih tidur pulas. Ia mengubah dirinya menjadi Dona dan mengubah Dona menjadi Riku. Setelah itu, ia akan mengambil handphone milik Dona dan menyalakan Pecebook versi Live.

"Halo. Semuanya. Balik lagi sama aku. Saat ini, aku sudah menculik Riku. Cowok yang ganteng."

"Haduh! Kasihan sekali Riku! Kartu Bisa Limited Edition hanya dipakai oleh pacarnya doang. Harusnya bagi dua dong!"

"Dia bobo tenang habis aku selingkuhi dia. Kalau gitu, Riku harus tanggung jawab biar aku bisa mendapatkan bank keliling. Kalau sudah, aku bisa beli seblak selama 10 tahun mendatang."

"Penasaran banget kalau aku dapat berapa dalam sebulan itu. Kalau kosong, aku tinggalin dia dan cari yang baru." Dona tertawa pada saat Live berlangsung.

"Aku tahu aku salah. Tapi, kalau Riku ganteng, gak punya pilihan lain. Tapi,tujuanku kesini mau lihat bekal Riku itu kayak gimana. Rasanya enak banget. Entah itu dimasak sama emaknya atau bukan. Yang pasti, dia itu enak banget."

"Kalian para Janda Pelakor, kalian gak bisa deketin Riku cuman karena obrolan Aprilia. Eh, nyatanya aku bisa dong. Aku !akan selingkuhi si Riku agar bisa menikmati Kartu Bisa milik Riku."

"Bagi pacarnya Riku, kamu gak boleh dekat-dekat sama Riku biar kami hidup bahagia selamanya. Sampai jumpa di pelaminan."

Efek pengubah wujud telah habis. Reita menguploadnya di Pecebook dan membuat Aprilia sangat marah.

"Yosh! Lari dulu sebelum dia lihat gue," gumam Reita bersembunyi dengan Mantel Tembus Pandang yang ia beli di Toko Dolaemo.

Reita menghilangkan diri dari Dona dan menunggu beberapa saat sebelum Aprilia kembali lagi untuk memarahinya. Ia sangat menu menunggu sesuatu agar ia bisa meng-apes-in Dona.

Ia menunggu beberapa saat sebelum Dona bangun dan dihujat habis-habisan oleh Aprilia.

^****^

Sementara itu, Aprilia sedang tersesat. a sudah keliling gak jelas karena harus berpuluh menit untuk sampai di ruangan sebelah. Mungkin arsitektur itu tidak ada akhlak sampai membuat lorong rumah sakit menjadi seperti Maze Runner.

Ia sangat capek karena tidak menemukan

"Ini dimana? Kok gak ada B7?" Teriak Aprilia dalam hati.

"Argh! Kalau gini, bank kelilingku akan diambil sama Pelakor Nakal itu."

"Sebel banget! Aku gak ngerti kenapa jadi begini. Sudahlah! Aku harus mencari nya sekarang juga."

Sebelum Aprilia melanjutkan perjalanannya, ia melihat notifikasi dari Pecebook. Ia langsung membukanya dan melihat Dona yang sedang melakukan Live dengan Riku yang berbaring di kasur sambil memamerkan Kartu Bisa milik Riku.

Setelah melihat video itu, Aprilia menjadi kesal karena video yang ditayangkan itu adalah Dona yang sedang bersembunyi di rumah sakit agar bisa berselingkuh. Sudah pernah kejadian selingkuh di rumah sakit.

Aprilia menjadi tambah kesal

"Argh! Dona! Awas kamu yah!" Aprilia menjadi tambah kesal

Aprilia segera menuju ke B5 meskipun ia sedang tersesat.

"Yang buat lorong ini pasti kerjaannya Marimo!" Keluh Aprilia selalu tersesat.

Aprilia terus menerus menerobos lorong yang ia benci karena ia tidak bisa menemukan

Setelah 30 menit lamanya, Aprilia menemukan ruangan Dona dirawat. Ia sudah capek berhadapan dengan lorong yang dibuat oleh Marimo Yarou itu. Ini saatnya bacotan Aprilia beraksi.

"Sampai juga ternyata. Yosh! Aku akan bacotin dia sekarang juga!"

Aprilia memasuki pintu secara kasar. Ia memasuki dengan langkah seperti anak Pramuka. Itu bisa mengagetkan orang yang mendengar pintu yang terhentak dengan keras.

Sementara itu, Dona sudah terbangun dari tidurnya akibat efek Rinsho yang gak ada akhlaknya. Dona masih lemas karena efek Rinsho itu.

Reita melihat Aprilia yang siap menghantui Dona yang akan sudah berselingkuh dengan Riku. Ia jadi tidak sabar bagaimana Dona di selin diceramahi oleh Aprilia yang merupakan Cewek Paling Cerewet Seantero Sekolah.

"Gue sudah siapkan penyumbat telinga. Jadi, gue gak dengar suara itu," gumam Reita sudah menyiapkan semuanya.

Reita langsung menonton ceramahan Aprilia dari samping. Dona sudah sadar dan terduduk. Ia masih menjerit kesakitan karena tubuhnya merasakan efek dari Efek Rinsho, sabun yang digunakan untuk mencuci baju.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Dona tidak tahu apapun.

"Gak usah sok tahu kamu yah!" Aprilia mencocor Dona.

Ini semakin seru bagi Reita. Ia menonton Dona diceramahi dengan sebuah popcorn yang diambil dari Kantong Dolaemo.

"Seru nih. Gak bisa dilewatkan." Reita tidak sabar melihat Dona dimarahi.

Reita menunggu kesempatan yang emas. Ia ingin merayakan keberhasilan dengan pembalasan dendam yang terjadi semenjak ia Kerasukan Mantan. Ini bisa menjadi pembalasan yang ada artinya.

"Kamu kenapa? Mau bacotin aku lagi?" tanya Dona tidak kenal takut.

"Padahal, aku gak salah apa-apa," lanjut Dona.

"Diam kamu gak!" Oceh Aprilia.

"Apa maksud kamu?" Tanya Dona merasakan sedikit pedih.

"Gak usah pura-pura gak tahu!" Aprilia semakin marah.

"Kau pasti selingkuh sama cowokku. Iya kan?" Tanya Aprilia menegaskan.

"Huh?!" Tanya Dona baru tahu.

Suasana menjadi tegang seperti Adegan Sinetron Kisah Nyata. Kedua cewek bertemu dengan tatapan yang cukup tajam akibat pertengkaran yang terjadi.

Dona tidak tahu ia dikerjai Reita.