Aletta pulang ke kontrakannya dan masuk dengan santai seketika jatuh berlutut dan tergeletak.
"Alangkah capeknya hari ini Haah...."
Aletta bangun dengan malas dan pergi untuk bersih bersih.
Segara sekarang tubuhnya dengan handuk dan rambut yang keramas.
Di tempat lainnya makan malam keluarga diadakan dan salah satunya Adalah lelaki yang satu lift dengan Aletta.
"Arga Prabu Dirgawantara, Kamu itu adalah pewaris papa anak sulung dari Fv Company. Kenapa kamu menolak lamaran kali ini dan kamu juga menghentikan lamaran yang ibu Lela lakukan," ucap Ayahnya Dirgawan.
Dirgawan putra sulung dari Rv Company dan membuat kembaran dari Rv menjadi Fv Company. Sekarang yang mengelola Fv Company hingga maju adalah putra sulungnya usianya sudah menginjak dua puluh sembilan tahun apa tidak bosan melajang.
Telinga ayahnya pun tidak pernah mendengar putranya dekat dengan perempuan atau kencan. ayahnya jadi khawatir sendiri.
"Sudahlah mas, Kalo mau Arga sendiri yang mencari biarkan saja," ucap istri sirihnya yang mengantikan kedudukan istri pertama yang meninggal karena kecelakaan. Lela adalah orang yang bisa di bilang mendekati Arga karena ayahnya Arga yang kaya.
"Aku tidak bernafsu makan, Aku pulang," ucapnya lalu pergi dari depan meja makan. Dalam hati Arga sangat kesal ingin rasanya mengatakan jika perempuan itu adalah ular berbisa.
Lalu keluar ke halaman rumah mencari mobilnya dan masuk mobilnya melepas jasnya dan dasinya melemparnya kursi kebelakang.
Jangan kira Arga senang dengan hal ini, Arga muak melihat nenek sihir itu berpura-pura baik padanya dan mengincar harta ayahnya.
Ya.. Itulah Lela sampai saat ini masih menggunakan topeng, sebelum ada pertengkaran hebat antara Arga dan ayahnya lebih baik Arga pergi dan mencari udara segar.
Arga pergi kesebuah mini market membeli beberapa makanan instan dan juga soda.
Seketika seorang perempuan yang duduk di depan mini market melihat Arga dan mendekat.
"Permisi.. Pak Bos kan ya... Pak kok kesini apa semua restoran mahal bangkrut atau jangan jangan... Ah. ya ampunn.. Cerita sama saya aja pak sapa tahu saya bantu."
Aletta iya Aletta yang bicara dan seketika menarik kursi didepan Arga dan duduk dengan seenaknya sendiri sambil memakan roti dan jus botolnya.
"Siapa yang memintamu duduk?"
"Ya elah pak capek berdiri bapak tega amat, Oiya pak, Bapak makan kayak beginian gak masalah," ucap Aletta lagi.
Seketika Arga meneggak duduknya dan menatap Aletta dengan serius dan tajam yang di tatap santainya. Tidak terpengaruh hawa negatif Arga.
"Kamu tidak takut denganku?"
"Bapak makan apa, saya mah makan nasi gak makan orang, Kalo bapak pasti makan nasi nih buktinya doyan mie instan. Bapak itu gak menakutkan cuman tegas aja, Saya mah biasa aja, lagi pula ini di luar jam kerja dan kantor."
Arga mengangguk. Benar juga kenapa harus takut dirinya tidak begitu menakutkan tapi, selain Aletta mereka langsung ketakutan .
"Pak Saya mau ambil mie juga liat bapak makan saya jadi pengen," ucap Aletta lalu pergi mengambilnya di mini market. Seketika tak lama datang lagi dan duduk didepan Arga.
Sambil makan dan santainya Aletta tertawa karena apa yanh sedang di lihatnya di ponselnya. Seketika membuat Arkan berdehem Aletta menatap Arga.
"Bapak kenapa, keselek?"
"Tidak."
Aletta mematikan ponselnya dan terdiam.
"Kamu pengertian." Arga tersenyum dan mengeluarkan sesuatu didalam saku celananya.
Kalung cantik.
"Kamu mau menikah denganku?"
"Eh.. Apaan nih pak Gak lucu ah.. Bapak ini atasan saya masa iya Bapak juga pasti udah punya istri kan, hayo pak gak boleh gitu sekarang lagi rame ama kata pelakor pebinor."
"Aku serius, Aku belum menikah," ucap Arga lagi dengan tatapan serius.
"Eh.. gimana ya pak.. Kasih waktu ya pak," ucap Aletta.
"Aku anggap kamu jawab iya." Arga berdiri dan memakaikan kalung pada Aletta dan Aletta terdiam ketika sebuah rantai kalung dan liontinnya terpasang dan Aletta merasakan deg-degan yang kencang.
"Besok kita menikah."
Apa... apa maksudnya gila nih orang.
"Pak Tapi," ucap Aletta terhenti seketika bibir Arga menempel di bibir Aletta seketika ada desiran aneh didadanya dan membuat Aletta hanyut terdiam tidak ingin menutup matanya dan menatap mata Arga yang sangat dekat.
Seketika permainan Arga berlangsung hingga Arga selesai mencium Aletta.
Terdiam.
"I-itu pertama dan anda... Mabuk!"
Seketika Arga menarik Aletta ke mobil dan menyandarkannya di samping pintu mobil.
"Ada bau alkohol..."
Aletta menggeleng menatap Arga yang bicara menatapnya dari jarak dekat.