FLORA POV
Harus berapa lama lagi aku menunggu keajaiban datang menghampiri. Yaa Tuhan kenapa lama sekali mengabulkan permohonanku. Aku tak minta banyak. Aku hanya ingin kembali ke rumah dan terbebas dari belenggu tempat menyeramkan ini.
Tubuhku sudah sangat lemah. Bagaimana tidak aku sama sekali belum makan apapun semenjak di sekap oleh orang-orang jahat itu. Aku sangat lapar dan haus. Sungguh aku tak pernah merasa sangat mengenaskan seperti saat ini. Ada saatnya aku merasa sangat teriknya matahari menyengat kulit. Secara tempat aku di sekap saat ini tidak beratap hanya kerangka bangunan tua yang terbengkalai. Jauh dari keramaian.
Dari sini bisa ku perkirakan jika aku mungkin berada di tingkat teratas bangunan ini. Aku melihat bangunan ini seperti menyatu dengan gunung batu di sisi kirinya yang dekat dengan laut hal itu di buktikan dengan
Deburan ombak yang menghantam karang itu seolah mendeskripsikan jika analisa ku benar.
Sesaat aku mendengar derap langkah berat mendekat. Dan seperti memanggil .
" Princess ? "
Apa aku berhalusinasi? Berharap ada yang menolong ku.
"Princess.. Where are you ?"
Sepertinya aku tidak salah. Memang ada yang datang mencariku. Siapakah penyelamat itu ?
Hati kecil ku berbisik ,
"Jika penyelamat itu lelaki akan ku jadikan kekasih"
What ? Kekasih ? Apa kau gila Flo kau sudah menjadi kekasih Joy. Sangat tidak mungkin jika kau harus mendua. Akal sehat ku mulai bereaksi.
What ever lah. Siapapun itu aku akan sangat berterimakasih pada penyelamat itu.
Kemudian aku mulai menggerakkan kakiku. Ku coba untuk menghentak-hentakkannya agar timbul suatu bunyi sebagai pertanda keberadaanku.
Namun seperti nya orang itu belum berhasil menemukanku karena posisiku yang berada di pojok dan terhalang drum-drum besar.
Tapi aku tidak kehabisan akal. Ku coba untuk menendang drum itu dan lumayan terdengar bunyi yang agak berisik yang menggema pada tempat yang menyatu dengan tebing batu.
Aku mendengar derap langkah kaki itu mendekat. Dan semakin dekat.
" Princess kau kah itu ? "
Aku hanya bisa mengangguk lemah. Dia uncle jake. Dia segera merengkuhku dalam pelukannya.
" Syukurlah aku berhasil menemukanmu. Kau tau aku sangat khawatir pada mu sayang "
Yaa Tuhan tiada terkira rasa lega yang ku rasa saat melihat uncle jake ada di sini dan dia memeluk ku. Dia juga mengatakan jika dia sangat khawatir padaku dengan embel-embel sayang ? Apa aku tidak salah dengar ? Apa kah aku termasuk istimewa bagi uncle jake ?
Masih banyak tanya yang terselip di benak ku. Aku masih terus memandanginya. Dia melepas tali temali yang melilit tangan dan kakiku. Dia juga melepaskan lakban hitam yang membungkam mulutku. Lega rasanya terlepas dari siksaan itu.
Dia membantuku berdiri dan menarikku pelan agar mengikutinya. Namun langkah nya terhenti untuk melihat jam tangan di tangannya.
" Waktu kita hanya 55 detik saja dari sekarang. Tak mungkin kita turun dengan tangga itu" dia mengedarkan pandanganya pada sekeliling dan menemukan bagian pinggir yang bolong dan terlihat riak air laut dari atas sini.
" Kau percaya aku princess" tanya nya penuh harap. Aku hanya bisa mengangguk pasrah. Dan dia langsung menggendongku ala bridal style. Seketika aku merasa kami seperti melayang dan ku rasa setelah ini kami akan tenggelam dalam air laut di bawah tebing ini. Namun saat ku rasa kami sudah mentok berada di tempat gelap cenderung temaram aku mendapati kami terselamatkan oleh sejenis jaring laba-laba yang terbuat dari tali tambang yang menahan kami agar tidak jatuh.
" Ayo kita bangkit princess " dia membantu ku untuk keluar dari jala itu. Kami setengah berlari menuju sumber cahaya yang mengantarkan kami pada bibir pantai.
" Kita harus cepat mencapai jetsky itu" katanya mempercepat larinya dengan tetap menggenggam erat tanganku. Namun aku tak bisa mengimbangi nya yang sangat cepat. Aku tersungkur pada pasir pantai yang basah itu.
" Aaawwww" pekik ku pelan.
" Kau tak apa ? " Tanya nya lagi.
Aku hanya menggeleng. Dengan cepat dia kembali menggendongku dan mendudukanku pada sebuah jetsky dengan posisi dia di depanku.
" Princess.. Pegangan " katanya yang langsung aku turuti. Aku memegang baju kaosnya saja namun saat jetsky ini mulai melaju kencang Aku memeluknya dari belakang tanpa sungkan lagi. Bisa ku rasakan wajahku memanas. Pasti pipi ku sudah memerah seperti tomat.
Ya Tuhan.. Debaran itu lagi. Debaran yang sama bahkan lebih menggila dan terselip kenyamanan jika berada sedekat ini dengan lelaki dewasa yang di panggil Catty dengan sebutan uncle ini.
Dalam sepersekian detik terdengarlah suara yang begitu menggelegar .
Duaaaarrrrrrrrrr
Hembusan panas terasa dikulitku meski jetsky ini telah melesat menjauh.
" Apa yang terjadi uncle ?" tanyaku pada lelaki di depanku. Jetsky yang di kemudikannya berbalik arah namun tidak mendekat pada bangunan tua yang kini di lalap oleh kobaran api besar yang meluluh lantakkan kerangka tua itu.
" Untung kita tepat waktu pergi jauh dari sana sebelum bom itu meledak"
Aku semakin mengeratkan pelukan ku pada uncle jake.
*************
AUTHOR POV
Sementara itu di sisi yang berbeda dari bangunan itu beberapa saat sebelum kerangka bangunan tua itu luluh lantak.
Kondratd yang telah berhasil melumpuhkan musuhnya. Nampak tersengal-sengal saat telah berada di luar bangunan tua itu meninggalkan kelima musuh nya yang tergeletak tak berdaya di dalam sana. Dengan sisa kekuatan yang ada dia menyeret tubuhnya untuk terus menjauh dari bangunan itu. Namun dari kejauhan dia melihat segerombolan orang-orang yang mendekat.
Kondrad menggerakkan tangannya memberikan isyarat jika mereka pergi saja namun gerombolan orang itu malah semakin mendekat.
" Kondrad ? Apa yang kau lakukan disini? "Tanya hans yang sudah berdiri di depan kondrad.
" Harusnya aku yang menanyakan hal itu pada kalian. Tidak ada gunanya kalian datang ke sini"
" Hei. Apa maksudmu ? Tuan Jake dan tuan Joseph yang mengerahkan pasukan sebanyak ini untuk mencari dan menyelamatkan nona Flora" kata Hans lagi.
" Tuan Jake dan nona Flora ada di dalam. Jika tuan Jake cukup pintar pasti dia telah menemukan jalan keluar dari tempat itu sebelum terlambat" .
" Apa maksud mu huh ?" tanya Hans kesal.
" Cepat lari dari sini " teriak Kondrad
Duaarrrrrrrrrhhhhhhh
Ledakan itu begitu dahsyat hingga meratakan banguanan tua setinggi tujuh lantai itu. Hawa panas dari semburan api tersebut begitu di rasakan oleh segerombolan orang itu yang beruntung tidak jadi masuk ke sana. Jika saja kondrad tidak mencegat dan menghentikan mereka bisa saja saat ini mereka telah menjadi abu bersama puing- puing bangunan yang terbakar tersebut.
" Semoga tuan Jake dan nona Flora selamat" kata Hans dan Kondrad bersamaan.
**********
Jetsky itu kecepatannya menurun dan berhenti pada suatu dermaga kecil dekat dengan resort tepi pantai. Di sekitar dermaga ada banyak lagi jetsky yang berjajar rapi.
" Hai bro " sapa seorang lelaki yang menyambutnya .
" Syukur lah kau kembali. Kau tau jika saja kau tidak kembali sebelum senja maka akan aku kirim team densus 88 untuk mencari keberadaanmu"
" Seperti yang kau lihat. Aku kembali dan berhasil membawa princess ku" kata Jake sambil membimbing Flora menaiki dermaga.
" Oh jadi ini yang namanya princess Flora yang sering kau ceritakan ? " tanya Piere.
Tanpa menunggu jawaban lelaki itu mendekati Flora dan mengulurkan tangan tanda perkenalan.
" Hai. Aku Piere handoko. Panggil saja aku Pier ato Piere sama saja" kata lelaki itu tersenyum manis ke arah Flora .
Flora mendongakkan kepala nya demi melihat lelaki yang mengaku bernama Piere.
" lelaki dewasa yang ... Cantik " bisik Flora dalam hati yang heran ada lelaki yang memiliki wajah mulus dan imut yang mendekati kategori cantik.
" Flora om " jawab Flora pelan.
" Eehemm " gumam Jake yang mendelik kesal melihat Piere mencoba mendekati Flora.
" Sorry bro. Enggak ada maksud menikung kok . hehehe " kata Piere sambil menggaruk belakang kepala nya yang tak gatal.
Jake langsung menarik Flora agar mengikutinya memasuki kamar nya di resort itu.
" Ayo masuk " kata Jake saat telah berada di depan pintu kamar nya.
Flora sambil menunduk mengikuti Jake yang telah lebih dulu masuk ke dalam kamar itu.
" Malam ini kita akan tidur disini " kata jake singkat.
" Di sini ? " tanya Flo heran.
" Iya di sini. Tenang saja aku akan tidur di sofa. Kau tidur di ranjang"
" Uncle yakin ?"
" Iya. Tenang saja aku tidak akan berbuat hal terlarang padamu princess " kata Jake sambil mengelus lembut wajah flora yang sudah cemong dan kusam .
" sekarang mandi lah, bersihkan badan mu agar kau kembali cantik" Jake membalikkan badannya demi menuju pintu keluar.
" Uncle tidak mandi ?"
" Aku akan mandi, pinjam kamar mandi nya piere di seberang " kata Jake lagi.
" Tunggu uncle " Flora mencegat Jake .
" Ada apa ? "
Flora mendekat ke arah Jake. Dia meneliti ke arah baju kaos putih polo yang di kenakan Jake seperti ternoda berwarna merah.
" Uncle terluka ?"
" Hanya luka kecil. Nanti juga sembuh"
Flora menggelengkan kepalanya dan menyingkap sedikit baju kaos Jake dan dia terpekik melihat bekas sabetan yang masih basah terlihat memanjang di perut jake .
" Pasti ini karena uncle berkelahi dengan para penjahat itu kan ? Darah nya sangat banyak uncle " kata Flora dengan berderai air mata.
Flora sangat terharu dengan apa yang telah di lakukan Jake demi membebaskannya dari sekapan di tempat angker itu .
" Hei... Princess .. Aku tidak apa-apa. Kamu jangan menangis " kata Jake mengusap wajah flora yang telah basah.
"Flora ingin mengobati luka ini uncle "
Jake tersenyum dan sangat senang mendapat perhatian dari gadis pujaannya.
"Nanti saja. Aku harus mandi. Dan kau juga"
**********
Flora yang telah selesai membersihkan dirinya meraih bathrope yang tersedia di kamar mandi dan mengenakannya. Dia juga meraih handuk untuk mengeringkan rambutnya dengan membelitkannya pada bagian kepala.
Ceklek
Pintu kamar mandi terbuka. Flora terpaku melihat Jake telah berada di hadapan nya hanya dengan mengenakan boxer.
Flora masih memandang takjub pada tubuh Jake yang terpahat sempurna dengan postur tubuh tinggi besar namun hampir tidak ada lemak berlebih si tubuh lelaki itu. Semua terlihat pas.
Punggung yang kokoh itu bersatu dengan pinggang yang seksi dan Flora pernah memeluknya.
Ketika Jake akan mengenakan baju kaosnya lelaki itu berbalik arah dan mendapati Flora yang tengah melihat ke aranya.
"Princess... Sudah selesai mandinya ?
" Flora hanya mengangguk.
" Sudah lama kamu memperhatikanku di situ ? " seketika wajah Flora memerah dan memalingkan tubuhnya .
" Tidak apa. Kamu harus terbiasa dengan semua itu" perkataan Jake itu sontak membuat Flora kembali menatapanya .
" Apa maksud uncle ?"
" Nanti kau juga akan tau" dengan cepat Jake mengenakan baju kaosnya.
Jake menatap Flora yang tak bergeming dari posisi berdirinya. Jake tau saat ini di dalam balutan bathrope itu tubuh Flora sangat polos tanpa dalaman yang melindungi.
" Aku sudah memilihkan baju dan celana ku yang agak kecil dan mungkin akan sedikit kebesaran untuk mu. Pakailah" kata Jake sambil menunjuk ke arah ranjang .
" Maaf. Karena aku tidak sempat untuk membelikan mu baju"
" Tidak apa uncle. Ini sudah lebih dari cukup" Flora meraih baju dan celana milik Jake yang di pinjamkan untuknya untuk di kenakannya di kamar mandi.
" Not bad " Flora tersenyum melihat penampilannya dengan pakaian khas lelaki.
***********
Setelah selesai makan malam
Saat itu Jake sedang duduk di teras kamar di resortnya. Di depan teras itu ada kolam renang kecil yang view nya langsung mengarah ke laut.
Jake memandang lurus ke depan sambil berpikir keras tentang janjinya kepada si brengsek yang berbuat jahat kepada Flora hanya karena ingin menekannya.
" Siapa sebenarnya orang yang bernama Black itu ?"
" Apakah ada campur tangan ayahnya atas semua kejadian itu ?"
" Atau kah devani juga ikut terlibat "
Dan masih banyak lagi tanya yang memenuhi isi kepala Jake. Lelaki itu memijit pelipis nya yang berkedut-kedut. Secepatnya Jake harus mendapat kan kejelasan dari semua ini.
Dan bagaimana mengenai janji nya akan menikahi Devani ???
Ahh. Jake semakin pusing jika ingat akan hal itu.
" Uncle ... Sedang apa ? " tanya Flora dari balik pintu.
Jake menoleh ke arah suara lembut itu yang mampu menyegarkan pikiran nya yang kalut .
" Menikmati udara malam " jawab Jake singkat.
" Udara malam tidak baik untuk kesehatan uncle. Masuk yukk !! Flora ingin mengobati luka di perut uncle. Tadi Flora sudah minta tolong petugas resort untuk membeli beberapa obat untuk pertolongan pertama pada luka"
" Oh ya ? Memang Flora bisa mengobati luka ini ? "
" Ayolah uncle percaya pada Flo. Di sekolah Flora ini anggota palang merah remaja jadi mengenai luka sedikit-sedikit Flora bisa atasi" gadis itu menarik lengan Jake hingga lelaki itu mengikutinya masuk kedalam kamar.
" Uncle rebahan dulu yaa"
Dengan sigap Flora meraih handuk kecil dan mencelupkannya pada air hangat di baskom.
" Maaf uncle . Flora singkap sedikit bajunya yaa " kata Flora yang kemudian mengusap bekas sabetan yang masih basah dan merah itu dengan lembut.
" Isshhhh" desis Jake
" Tahan yaa uncle. Flo udah sangat pelan nih " dengan telaten Flora mengoleskan obat merah pada bagian yang terluka. Setelah itu membalut nya dengan kain kasa dan menahannya dengan hansaplas.
Jake hanya pasrah terbaring dengan perlakuan Flora yang sangat manis dan lembut. Jake terus memandang wajah yang meneduhkan itu. Mata yang hitam berbinar sangat menyejukkan perasaan Jake saat ini. Hidung kecil nan mancung milik Flora membuat jake gemas ingin mencubitnya. Bibir ranum merah muda milik Flora membuat Jake ingin melumat habis saat itu juga. Namun jake sebisa mungkin harus menahan keinginannya itu. Kemudian tatapan jake turun ke arah leher mulus Flora dan turun lagi ke arah gundukan nan sintal tanpa bra yang bersembunyi malu-malu di balik kaos kedodoran yang di kenakan Flora.
Jake dengan susah payah meneguk saliva nya berusah keras mengindahkan hasrat nya yang sudah di ubun-ubun ingin memiliki Flora secepatnya , bahkan saat ini juga. Keinginan itu semakin bertambah saat sentuhan dari Flora begitu lama menyentuh Jake demi membalut luka di perutnya.
" Yaa Tuhan apa aku bisa menahannya lebih lama lagi ? " tanya Jake dalam hati.
" Okay done" kata Flora yang telah selesai membalut luka di perut Jake .
Jake kembali memandangi Flora dengan tatapan memujanya. Saat Jake menguasai dirinya dan menepis hasrat birahinya dia tersenyum penuh arti kepada gadis pujaannya itu.
" Terimakasih princess" senyum Jake mengambang menambah kharisma ketampanan wajah nya yang lagi-lagi membuat Flora terpesona.
" Sekarang uncle minum obat ini yaa supaya lukanya cepat kering " kata Flora sambil menyuapkan obat ke mulut Jake.
" Obat ini akan membuat uncle cepat mengantuk" kata Flora meraih selimut tebal untuk Jake.
" Tidurlah uncle. Selamat malam" Flora beranjak dari sisi Jake.
" Mau ke mana? Cegat Jake memegang lengan lembut Flora.
" Flora akan tidur di sofa saja "
" Tidak princess. Biar aku saja yang tidur di sofa. Kau tidur lah di ranjang ini "
Flora menggeleng sambil tersenyum
" Uncle sedang terluka jadi perlu istirahat yang nyaman di ranjang ini. Flora di sofa saja yaa"
" Tidak princess"
Dan setelah berdebat panjang
" Begini saja princess. Kau tidur di sini. Di sisi kiri. Aku di sisi kanan. Jarak antara kita adalah guling ini"
" Apa ? Flo tidur di situ ? Satu ranjang dengan uncle Jake? " ucap Flora malu-malu.
" Iya. Tenang saja. Aku tidak akan menyentuhmu"
lama Flora berpikir.
" Baik lah " Flora berjalan ke sisi kiri ranjang tersebut dan mulai merebahkan dirinya dengan posisi memunggungi Jake.
Deg deg deg
" Debaran itu lagi. Bahkan semakin terasa. Yaa Tuhan kenapa lelaki ini begitu memberi pengaruh besar pada diriku" gumam Flora dalam hati.
Jake tersenyum bahagia mendapati dirinya dan Flora terbaring di ranjang yang sama meski di pisahkan oleh guling sialan itu. Tapi tetap saja Jake tak hentinya tersenyum sambil sesekali mencuri pandang demi melihat wajah ayu Flora.
" Awal yang indah. Thanks God " bisik Jake dalam hati kemudian memejamkan matanya.
************
Philip baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya. Baru saja dua hari ini dia mendapat pelimpahan pekerjaan dari Jake yang pergi berlibur entah kemana. Sebagai assistent yang berkompeten tentu Philip hanya bisa menyanggupi tugas dan tanggung jawab dari atasan.
Huh atasan ? Belakangan perubahan sikap Jake terhadap Philip sangat terlihat secara signifikan. Semakin kaku. Jake semakin menampilkan sikap bossy terhadap Philip. Tak seperti dulu saat mereka masih akrab yang seperti tanpa sekat.
Apakah mungkin karena Jake telah mengetahui skandal antara dia dan Catty ? Entahlah.
Philip mulai menjalankan mobilnya tanpa tujuan yang pasti. Mobil itu berjalan pelan. Philip menatap lurus pada jalan kota Newyork yang nampak membosankan baginya . Di pikirannya saat ini penuh dengan dua nama wanita. Siapa lagi jika bukan Devani yang selalu menempati urutan teratas.
" Deva aku merindukanmu" lirih Philip saat mobilnya berhenti pada saat lampu merah.
Sesaat terbayang kembali saat kebersamaan nya dengan Devani. Saat mereka bercinta dengan panasnya. Membanyangkan lekuk tubuh Devani yang sempurna dan menggiurkan. Namun tak pernah sekali saja wanita itu meneriakkan namanya. Selalu saja nama Jake yang keluar dari setiap desahan dan erangan seksinya.
Sial. Bahkan saat bercinta dengan Philip Devani membayangkan Jake yang menyetubuhinya.
" Aaarrrrgghhhhhh" Philip mencengkram kuat kemudi nya dan kembali menjalankan mobilnya tanpa tujuan.
Seandainya Devani bisa melihat philip sebagai lelaki yang sangat tulus mencintainya dan meneriakan nama philip saat mereka bercinta seperti Catty yang menyebut-nyebut namanya dengan memuja. Ahh sial. Kenapa gadis ingusan itu kembali muncul dalam pikirannya. Dan membuat perasaan bersalah semakin di rasakan philip saat dia menghilang tanpa jejak. Bahkan philip belum sempat untuk meminta maaf pada gadis itu.
" Arrrggghhhhhhh sialan" pekik Philip menghentikan mobilnya pada persimpangan jalan.
Deva dan Catty dua wanita yang mengacaukan perasaan philip. Namun selalu menghiasi fantasi liar kelelakian philip.
Sesaat Philip melihat mobil ferary merah milik Devani melesat kencang lewat di depannya. Dengan semangat Philip menjalankan mobilnya menyusul Devani hingga memasuki komplek perumahan elite.
" Ini seperti jalan menuju rumah Jake" kata Philip dalam hati.
Dan benar saja mobil ferary Devani memasuki gerbang rumah mewah bergaya klasik tersebut.
" Sialan. Rupanya di sini tempat persembunyian kamu Deva" Philip mencengkram kuat kemudinya dengan kesal. Pantas saja dia tidak menemukan Devani dimanapun. Jadi ini alasan kenapa Deva menghindarinya .
**********
" Selamat malam paman " sapa Philip yang sudah berada di sisi Anthony yang sedang santai menonton tv.
" Hey .. Son .. Long time no see" kata Anthony merangkul Philip yang sudah di anggap nya seperti anak sendiri.
" Apa kabar paman ?
" Yaa seperti yang kau lihat. Aku masih sehat dan bernapas. Bagaimana keadaan Gilbert ayahmu ? Sudah lama kami tidak bertemu"
" Ayah ku baik-baik saja paman. Sekarang ayah ada verde valley mengurus perkebunan anggur di sana. Katanya tinggal di desa memberikan epek awet muda bagi jiwa nya"
Anthony terkekeh. Dan menggelengkan kepalanya
" Tinggal di desa dengan menjadi petani anggur memang impian ayah mu sejak kecil son"
" Aahahah" kedua lelaki itu tertawa ringan.
Mereka seperti pasangan ayah dan anak yang begitu akrab. Berbeda sekali jika dengan Jake yang nampak kaku dan seperti ada jarak pemisah antara Anthony dan Jake.
" Apa kau ke sini menemui jake ? Sayang sekali dia sudah dua hari ini pergi " kata Anthony pada Philip.
" Aku tau dia pergi. Dia melimpahkan semua pekerjaan nya kepadaku " Philip mendengus kesal jika mengingat sikap Jake yang bossy .
Mendengar penuturan Philip Anthony kembali teringat dengan masa mudanya ketika masih menjabat sebagai presiden direktur Xander Group. Dia juga suka seenaknya melimpahkan pekerjaanya pada Gilbert ayah Philip saat dia harus pulang pergi newyork-paris karena dua istrinya Shailene dan Madeline.
" Sebenarnya aku kesini ingin menemui Devani. Apa kah dia tinggal disini paman ?" tanya Philip ingin tahu.
" Iya. Sudah sebulan ini Devani tinggal disini. Aku sangat senang dengan keberadaan dia di rumah ini. Rumah ini akan ramai dengan kehadiran cucuku yang sedang dalam kandungan Devani"
" Apa maksud paman ? ". Philip mengernyitkan keningnya heran. Bagaimana mungkin devani membohongi semua orang dengan kehamilannya.
" Devani sedang mengandung anak Jake. Dan ku pastikan mereka akan menikah secepatnya " .
" Tidak. Itu tidak mungkin " kata Philip lepas kontrol mulai tersulut emosi
" Kenapa tidak ? Tanya Anthony heran.
" Ohh. Tidak . Ehhh maksudku. Emm. Tidak mungkim mereka menikah secepat ini sementara aku masih belum memiliki pasangan" kata Philip mencari alasan agar Anthony tidak bingung.
" Kau ini son. Makanya cepat lah temukan wanita yang kau cintai dan nikahi dia"
" Yaa aku telah menemukan wanita itu dan harus aku yang menikahi Deva. Bukan Jake atau siapa pun" bisik Philip dalam hati penuh ambisi.
" Yaa sudah temui lah Deva di kamarnya di lantai dua. Kalian aku tunggu di ruang makan saat makan malam jam 7 nanti, Sudah lama kita tidak berkumpul dan makan bersama " kata Anthony menepuk-nepuk pundak Philip dan pergi.
" Devani harus menjelaskan semua nya " geram Philip