AUTHOR POV
" Bagaimana calon cucuku di dalam kandungan mu Deva ? " tanya Anthony saat Devani mendekatinya yang sedang melukis di taman bunga dekat ruang makan.
" Baik-baik saja ayah " kata Devani yang memanggil Anthony dengan sebutan ayah.
Anthony sangat senang di panggil ayah oleh Devani semenjak dia di ijinkan tinggal di rumah mewahnya . Dia sama sekali tidak keberatan dengan panggilan tersebut. Berbeda dengan Jake yang sama sekali tidak suka. Dia akan marah jika Devani memanggil Anthony dengan sebutan ayah.
" Aku sudah tidak sabar menanti kelahirannya. Rumah ini pasti akan ramai dengan tangis bayi"
" Sabar ayah. Deva juga tidak sabar ingin menggendong bayi ini" kata devani mengelus perutnya yang mulai sedikit membuncit namun tidak terlalu terlihat karena dia memakai busana yang agak longgar.
" Tapi bagaimana jika setelah kelahiran bayi ini Jake tidak juga mau mengakuinya ? Sekarang saja dia tidak menghiraukanku. Apakah anak ini akan lahir tanpa adanya pernikahan kami ayah ? Lalu bagaimana dengan nasib ku ? Apalagi jika semua orang tau tentang ini. Deva akan di cap sebagai wanita jalang yang tidak tau malu"
Devani terisak.
" Sabar lah nak. Tunggu sebentar lagi. Pernikahan mu dan Jake akan Terlaksana sebelum perut mu semakin besar"
" Sungguh kah itu ayah ? " tanya Devani sambil mengusap air mata.
" Ya. Percaya lah pada ayah"
**************
Saat itu Jake sudah ada pada lapangan rumput hijau nan luas. Pesawat jet pribadi miliknya sudah siap membawanya menuju Jakarta.
" Hey son kau mau kemana ? " tanya seseorang yang menepuk pundak Jake dan membuat lelaki itu membalikkan badannya.
" Ayah ? Apa yang ayah lakukan disini ?" Tanya jake heran mendapati keberadaan ayahnya itu sudah ada di dekatnya.
" Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Sedang apa kau di sini ? "
" Ayah tidak perlu tau. Aku akan pergi beberapa hari. Anggap saja liburan. Jadi jangan cari aku" jawab Jake dengan ekspresi datar.
" Hmm. Liburan yaa. Ke Jakarta maksudmu ? Menemui anak perempuan kecil itu "
Jake kaget. Dari mana ayahnya tau tentang Flora ?
" Dia bukan anak kecil lagi. Dia telah beranjak dewasa. Dan dia calon istriku"
Anthony terkekeh mengetahui kebenaran jika anak lelakinya akhirnya memiliki ketertarikan dengan perempuan dan memiliki keinginan untuk menikah.
" Calon istri katamu ? Bahkan dia tidak bisa memuaskan mu di ranjang. Ingat son. Dia masih kecil" kata Anthony mengejek pilihan anak nya itu .
Jake menahan amarahnya hal itu terlihat dari rahang nya yang mengeras . Dia tidak suka jika gadis yang di cintainya di ejek seperti itu. Jika saja dia berhadapan dengan orang selain ayahnya sudah pasti orang itu akan babak beluk di hajar oleh Jake. Namun karena dia masih menghormati ayah nya itu Jake hanya bisa mengurut dada saja.
" Terserah" kata Jake singkat dan segera memasuki pesawat jet pribadi miliknya.
" Kau tidak bisa pergi meninggalkan wanita yang mengandung anakmu sendiri disini son " cegah Anthony yang sudah mencekal tangan Jake dan menariknya kasar.
" Aku tidak peduli. Dan berapa kali harus ku tegaskan jika bukan aku yang menghamili Devani"
Bukkkk
Tinjuan keras mendarat sempurna pada wajah tampan Jake membuat Jake tersungkur pada padang rumput nan terawat itu.
" Kau harus menikahinya secepatnya"
" Tidak akan " jawab Jake keras kepala.
" Tapi kamu harus tanggung jawab atas keberadaan anak itu. Dia anak mu. Bahkan aku sangat yakin jika dia cucuku"
Jake terkekeh.
" Cucu ? Mungkin saja janin itu cucu ayah dari anak ayah yang lain. Dan anak haram ayah itu memiliki hubungan intim dengan Deva dan menghamilinya"
Kata-kata Jake bagaikan tamparan keras bagi Anthony. Apakah Jake mengetahui masalalu nya ??
" Nikahi dia. Aku mohon son. " pinta Anthony pelan.
" Tidak. Jika ayah kasian dengan Deva, ayah saja yang menikahinya. Jalang itu pasti bisa memuaskan hasrat sexual ayah yang bertahun-tahun tidak tersalur"
Bukk
Bukk
Jake kembali mendapat tamparan keras.
" Nikahi dia Jake. Jika tidak. Akan ku coret namamu sebagai pewaris seluruh aset kekayaan xander group" ancam Anthony.
" Silakan saja. Aku tidak perduli dengan harta kekayaan sialan itu" Jake bangkit dan berjalan dengan tertatih menuju pesawat jetnya.
" Kau tidak akan bisa hidup miskin son dengan cinta konyol mu itu " teriak Anthony.
" Selamat tinggal ayah"
**********************
Pagi itu Flora sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya. Dia berdiri di depan meja riasnya sambil memakai bedak tipis pada wajahnya. Dia juga memakai lip ice tanpa warna agar bibir ranumnya tidak kering. Tak lupa dia menyemprotkan farfum secukupnya.
" Oke. Done !!
" Pagi non flo.. Udah cantik kok ngapain sih lama banget di depan cermin. Ntar pecah cerminnya kalo di pandangin terus" kata Mita yang sudah ada di depan pintu.
" Pagi juga mi.. Ini Flo udah selesai kok" Flora meraih tas ranselnya dan menarik Mita keluar dari kamarnya.
" Ayo kita sarapan bareng "
****************************
Siang itu pelajaran matematika di kelas Flora sedang berlangsung. Bisa di bayangkan saat udara terasa panas di kelas yang membosankan dengan pelajaran matematika yang bikin kelapa pusing di tambah guru pengajarnya yang killer.
" Andai gue bisa kabur dua jam saja" tulis lusiana di lembaran paling belakang di buku corat coretnya. Dia menyentil Flora pelan membuat Flora menoleh ke teman sebelahnya itu.
Flora menaikkan alisnya seperti bertanya " ada apa "
Lusiana membelokkan matanya ke arah tulisan yang di buatnya agar Flora membaca isi tulisannya.
" Emang mau ke mana loe. Enggak tau apa di depan papan tulis ada guru paling killer" tulis Flora sambil cekikikan.
" Ke mana aja lah. Berasa panas kepala gue siang-siang gini di pake mikirin rumus-rumus rumit itu" kata Lusiana dalam tulisannya.
" Sabar aja lulu.. Tinggal satu jam lagi kelar deh "
" Hey hey .. Kalian " tegur pak Tigor yang suaranya menggema memenuhi ruang kelas itu. Semua siswa siswi terdiam.
" Kalian berdua dari pada cekikikan dari tadi mending maju kerjakan soal di papan tulis" suruh pak Tigor tegas sambil menunjuk ke arah Flora dan Lusiana.
Kedua gadis remaja itu saling pandang. Dan menuruti perintah pak Tigor.
Tok
Tok
Tok
" Permisi pak tigor. Maaf mengganggu jam pelajaran nya" kata pak sammy si guru biologi yang sudah berada di depan pintu ruang kelas.
" Iya tidak masalah. Ada apa ya pak ?" Tanya pak tigor .
" Ini pak. Saya hanya mau menyampaikan jika Flora harus ke ruangan kepala sekolah sekarang juga "
***********
Dalam hati flora bertanya untuk apa kepala sekolah memanggilnya. Flora merasa tidak ada kesalahan yang dia lakukan selama ini.
Flora mengetuk pintu ruang kepala sekolah.
Tok
Tok
Tok
" Permisi pak"
" Nak flora. Masuk lah" kata kepala sekolah yang bernama Jayusman yang sedang duduk di meja kebesarannya.
Flora melangkahkan kakinya dengan gugup.
" Nak Flora. Ikut saya" kata pak Jayusman yang bangkit berdiri dan menuju ke ruang tamu yang ada di sebelah ruangannya. Flora hanya mengikuti dari belakang.
" Nah Flora ini tamu yang ingin bertemu kamu"
Flora menatap bingung tamu yang di maksud kepala sekolah. Lalu Flora teringat pesan dari Mita yang tadi pagi mengatakan jika nanti setelah pulang sekolah dia bersama orang suruhan om joseph akan menjemputnya untuk melakukan pertemuan rahasia yang menyangkut masalah perusahaan. Flora yang sudah berusia 16 tahun di rasa tepat untuk mengetahui sedikit demi sedikit seluk beluk perusahaan peninggalan orang tuanya itu. Tapi kenapa jadi rahasia ? Ada apa sebenarnya ? Dan apa mungkin dua orang lelaki berpakain formal di depan nya ini suruhan om joseph ? Lalu di mana Mita ?
" Selamat siang nona Flora " sapa salah seorang pria dewasa di depannya.
" Ya . siapa kalian ?
*******
" Jika kau menelpon ku hanya untuk mengatakan kegagalan atas perintahku, maka siap-siap lah untuk mati" kata wanita itu lantang menjawab panggilan telepon yang masuk ke smartphone nya.
" Tidak nyonya. Kali ini bisa di katakan misi berhasil. Dan target sudah ada di tempat yang aman"
" Bagus. Pastikan dia tidak bisa kabur dan ingat jangan menyentuhnya apalagi menyakitinya" wanita itu mengakhiri panggilan masuk di smartphone nya.
" Jangan menangis Flora sayang " wanita itu tersenyum dan menampilkan smrik evilnya.
Kemudian dia membuka tas mahalnya dan mengambil smartphone yang lain. Dia memasukkan kartu operator telephone yang baru. Lalu dia melakukan panggilan pada seseorang.
" Flora kesayangan kalian sedang dalam sekapan ku. Jika kalian ingin dia selamat, serahkan seluruh aset kesuma group kepadaku" panggilan berakhir.
************
" Senang bisa bertemu dengan mu lagi Jake " sapa Piere yang menyambut kedatangan teman lama nya semasa kuliah di Harvard.
Jake hanya menangguk seperti enggan tersenyum.
" Hey .. Kenapa wajahmu lebam seperti itu ? Siapa yang beraninya menonjok pewaris Xander Group?" Tanya piere ingin tau.
" Ini perbuatan ayah ku "
" Oh yaa. Kasian sekali kau. Oke aku enggak akan bahas masalah itu sekarang" Piere memberikan isyarat kepada anak buah nya untuk mengantar Jake ke tempat istirahat di resort yang di kelolanya.
Jake dengan uang pribadinya membangun beberapa Resort dan Hotel yang di kelola oleh Piere. Sudah lima tahun ini kerjasama yang saling menguntungkan itu telah mendatangkan pundi-pundi uang yang banyak untuk mengisi kantong.
Dan kalaupun Jake tidak lagi memegang kendali atas Xander Group toh dia masih memiliki aset kekayaan pribadi dari Hotel dan Resort nya yang semakin besar dan tersebar di beberapa negara Asia. Tentunya hal itu tidak di ketahui oleh sang ayah karena Jake tidak akan suka jika usaha pribadinya di recoki oleh ayah nya.
" Aku akan menetap di sini. Apa boleh? " tanya Jake yang sudah menghabiskan secangkir kopi susunya.
" Tentu. Tidak ada larangan untuk itu. Resort ini milik mu Jake" jawab Pierel sambil menghidupkan api pada ujung rokoknya.
" Maaf permisi tuan. Ini ada titipan paket untuk Mr.xander Junior" kata seorang pelayan yang mendekat kemudian pergi setelah minta ijin.
Jake meraih paket itu. Isinya kotak persegi yang terbuat dari bahan aluminium. Jake membuka isinya.
Hanya secarik kertas dengan tulisan merah sepeti darah yang mengering.
PRINCESS FLORA YANG MALANG SEDANG DI CULIK.
SELAMATKAN DIA JIKA KAU BISA LELALI FEDOFIL.
" Brengsek " siapakah yang berani mengiriminya teror seperti ini. Dia segera meraih smartphonenya.
" Hallo tuan ........"
" Dimana Flora ? " tanya Jake langsung.
" Maafkan saya tuan. Tadi siang anak buah saya melihat Flora meninggalkan sekolahnya sebelum jam pelajaran berakhir. Anak buah saya mengikutinya. Dia sempat memberikan informasi jika mobil yang membawa nona Flora menuju ke tempat yang sangat jauh dari sekolah . Dua jam kemudian saat Kondrad menghubungi saya lagi dia sempat mengatakan jika mobil yang membawa nona Flora mengarah ke luar kota. Dan baru saja Kondrad mengabari saya jika dia sudah di dekat pom bensin yang mengarah ke pelabuhan namun ketika dia ingin bicara lagi tiba-tiba suaranya hilang. Saya rasa terjadi sesuatu pada kondrad hingga saya kehilangan kontaknya dan jejak terakhir nona Flora"
" Sialan. Apa saja kerja kalian jika menjaga satu gadis saja tidak becus. Sekarang cari Flora sampai ketemu. Dan pastikan jika dia baik-baik saja"
" Hey bro kenapa ? " tanya Piere heran saat melihat perubahan pada raut wajah Jake yang biasanya tenang.
" Aku harus pergi "
*************
"Flora kesayangan kalian sedang dalam sekapan ku. Jika kalian ingin dia selamat, serahkan seluruh aset kesuma group kepadaku" panggilan berakhir.
Joseph yang mendapat ancaman seperti itu hanya nyengir kuda. Dia masih tidak percaya jika Flora di culik.
Brakkkk
Pintu ruangan Joseph tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok seperti lelaki namun berwajah manis.
" Nona Flora hilang. Bagaimana ini tuan ? "Tanya Mita gusar yang sekarang ada di ruang kerja Joseph yang masih satu kawasan dengan gedung Kesuma Group.
" Apa maksud mu ? Coba jelaskan dulu" ucap Joseph yang terkejut karena kedatangan wanita tomboy itu secara mendadak.
" Ijinkan aku mengambil minuman dingin dulu dalam kulkas minimu itu" tunjuk Mita yang kehausan karena harus berlari ke ruangan Joseph melalui tangga darurat karena lift sedang di perbaiki.
" Silakan"
Begitu meraih minuman dingin yang di inginkan Mita terduduk pada sofa yang tersedia pada ruangan itu.
Joseph mendekat ke arah Mita duduk di sofa seberang nya.
" Tadi saat jam pulang sekolah saya menjemput nona Flora. Namun dia tidak ada di sekolahnya. Saya tanya teman dekatnya tidak mendapat jawaban yang pasti. Akhirnya saya ke ruangan kepala sekolah. Untung saja beliau belum pulang. Dan menurut informasi dari kepala sekolah, saya mendapat kabar jika sekitar jam 12 siang Flora menemui tamu dua orang lelaki. Sesaat kemudian Flora pingsan dan dibawa oleh dua orang tersebut ke rumah sakit"
" Siapa dua lelaki itu ?" tanya Joseph tenang.
" saya tidak tau. Tapi kata kepala sekolah mereka utusan dari anda tuan Joseph" jawab Mita seadanya.
" Aku tidak menyuruh siapa-siapa menemui Flora selain menyuruh mu bersama Exel dan Agel di jam pulang sekolah. Tidak mungkin Exel dan Agel bertindak di luar perintahku"
" Lantas siapa yang membawa Flora ?
" Aku tidak tau" jawab Joseph bingung.
Hening sesaat
" Aku sudah menyuruh Exel dan Agel tadi agar mengerahkan anak buah mereka yang lain untuk memeriksa di setiap rumah sakit di Jakarta untuk mencari informasi tentang keberadaan Flora. Namun nihil. Sampai sekarang aku tidak mendapat petunjuk apapun tentang keberadaan Flora"
" Apa mungkin Flora di culik" kata Mita dan Joseph bersamaan. Perasaan Joseph menjadi tak karuan.
" Apa ? Jadi benar jika Flora di culik ? " kata Catty yang telah ada di depan pintu ruangan Joseph bersama dengan Jake.
" Catty ? Mr.xander ? Sejak kapan kalian ada di sini ? " tanya Mita dan Joseph bersamaan lagi.
*************
Gadis itu kaki dan tangan nya terikat erat tali tambang dengan mulut tertutup lakban hitam. Dia nyaris tak dapat bergerak.
Di mana aku ?
Kenapa aku di ikat seperti ini ?
Lepaskan aku !!
Jerit flora dalam hati.
Wajah nya sudah basah karena sedari sadar dari pingsan dia terus menangis. Dia hanya berharap ada keajaiban hingga dia bisa selamat dari situasi tidak mengenakan seperti saat ini.
"Mom .. Dad .. Tolong Flo !! " jerit gadis itu dalam hati hanya itu yang bisa dia lakukan.
Flora mencoba mengingat semua kejadian sebelum dia berakhir terikat seperti ini.
Dia bertemu dengan dua orang lelaki yang mengaku sebagai orang suruhan om Joseph.
Flashback on
" Selamat siang nona Flora " sapa salah seorang dari mereka .
Flora memperhatikan dua orang pria dewasa itu dengan tatapan menilai. Mereka berpakaian formal sekali dan tidak terlihat mencurigakan.
"Mungkin nona heran dengan kedatangan kami. Tapi sekarang juga nona harus ikut kami menemui tuan Joseph karena ada sesuatu yang sangat mendesak dan rahasia yang perlu nona ketahui"
" Aku tau. Tapi bukan kah kalian harus menunggu jam pelajaran sekolah usai. Lagipula Mita sudah memberitahuku pagi tadi" Flora bangkit dari posisi duduknya
" Silakan kalian tunggu di parkiran. Aku harus kembali ke kelas" kata Flora berbalik dan akan meninggalkan dua orang yang mengaku orang suruhan Joseph.
Salah seorang dari lelaki itu terlihat mengedipkan mata kepada temannya seperti memberi kode. Dengan sigap dan cepat lelaki itu membungkam wajah Flora dengan sapu tangan yang sudah di bubuhi oleh obat bius hingga Flora jatuh pingsan.
" Loh .. Ada apa ini ? " tanya pak Jayusman yang kebetulan lewat ruang tamu itu.
" Nona Flora pingsan pak. Seperti nya dia sakit. Jadi ijinkanlah kami membawanya ke rumah sakit "
Tanpa menunggu jawaban dari pak Jayusman kedua orang lelaki itu membawa Flora memasuki mobil sedan dan meninggalkan kawasan sekolah Flora.
" Cepat hubungi boss . Target berhasil di dapat " kedua lelaki itu tertawa penuh kemenangan.
Flashback off
*****
" Jadi anda meminta tebusan atas diri gadis itu ? " tanya lelaki berpakaian serba hitam di dalam ruangan yang temaram itu.
" Kalau iya memang kenapa ? " tanya wanita itu sambil menghembuskan asap rokok yang di hisapnya.
Lelaki itu tersenyum miring sambil memandang wanita setengah baya di depannya yang masih terlihat cantik dan modis di usianya yang sudah sangat matang.
" Anda sangat pintar. Namun anda terlalu ceroboh dengan bertindak di luar kendali saya "
" Memangnya kenapa ? Apa peduli mu ? Bukankah informasi yang saya berikan sudah cukup untuk melancarkan rencana anda "
" Anda tidak perlu minta tebusan seluruh aset Kesuma Group sekarang, ada saatnya nanti anda memetik hasil dari kelicikan anda. Bersabar lah nyonya"
Wanita itu terkekeh sambil mematikan rokoknya.
" Sayang nya saya tidak bisa menunggu lebih lama"
" Saya tau masalah anda. Saya tau anda terlilit hutang dimana-mana. Saya akan melunasi semua hutang anda dengan syarat cabut ancaman anda sekarang juga"
Wanita itu menyipitkan matanya seolah mencari pembenaran dari penawaran lelaki dihadapannya.
" Anda tak perlu ragu. Saya tak pernah ingkar janji"
***************
" Kenapa uncle mengantar Catty pulang ? Catty juga mau ikut mencari keberadaan Flora " cicit Catty yang tak di hiraukan Jake menyeretnya memasuki apartement.
" Sebaik kamu masuk. Jangan keluar sebelum aku ijinkan paham. Cukup Flora yang hilang dan kamu jangan menambah masalah lagi Catty" kata Jake tegas membuat Catty diam sambil mengerucutkan bibirnya.
Jake menutup pintu apartement itu dan menemukan sebuah kotak di dekat kakinya. Jake menengok ke kiri dan ke kanan namun tak menemukan siapapun. Karena penasaran dengan isi dalam kotak itu , dia meraih nya dan membukanya.
Isinya adalah beberapa lembar foto Flora masih mengenakan seragam sekolah dengan kondisi kaki dan tangan terikat.
" Sialan" geram Jake sambil meremas foto itu. Kemudian dia menemukan secarik surat bertuliskan seperti alamat.
Jl. Raflesia no. 79
Jake memerintahkan Hans untuk melacak siapa yang menaruh kotak itu di depan pintu apartement nya melalui rekaman cctv yang ada di ruangan security bagunan apartement tersebut. Karena Jake kenal baik dengan pengurus management apartement itu tak sulit untuk bisa mendapat akses tentang rekaman cctv itu.
Dari rekaman cctv itu di dapat gambar pelaku yang menaruh kotak itu adalah anak kecil yang di perkirakan baru berusia lima tahun.
" Saya rasa anak kecil itu tidak tau apa-apa. Mungkin dia hanya di suruh oleh seseorang" kata Hans kepada Jake yang masih memandang tajam pada layar monitor cctv.
" Entah lah. Tapi bagaimana dengan alamat ini ? " tanya Jake menyodorkan secarik kertas dengan alamat yang tak di ketahuinya itu.
" Sepertinya saya tau. Alamat ini jauh di luar kota.
*************
Ke esokan harinya.
Tempat yang di maksud alamat di secarik kertas itu adalah bangunan tua bergaya klasik dengan pilar-pilar kokoh menyangganya.
" Kamu tunggu di sini. Aku akan masuk ke dalam. Jika dalam 20 menit aku tidak kembali maka perintahkan anak buah mu di belakang menyusul masuk" kata Jake kepada Hans mengangguk patuh perintah tuannya. Anak buah Jake yang lain masih dalam perjalanan sekitar 10 menit akan sampai di tempat Jake berada sekarang.
Jake memandang bangunan tua itu dan dengan perlahan memasukinya. Gelap. Itu lah kesan pertama yang di dapati Jake saat sudah di dalam bangunan tersebut.
Jake memandang sekelilingnya dengan tatapan penuh waspada. Seketika tempat itu menjadi terang benderang dan menampilkan kemewahan klasik yang masih terawat.
" Selamat datang Mr.Xander Junior. Maaf jika penyambutan anda kurang menyenangkan " kata lelaki tua yang perlahan mendekatinya.
Jake mundur satu langkah masih dengan sikap waspadanya.
Lelaki tua itu tersenyum sopan.
" Maaf tuan. Mari ikuti saya menemui Mr.Black dilantai atas " lelaki tua itu berjalan menaiki tangga memandu Jake yang berjalan di belakangnya dengan masih menjaga jarak .
Sebuah pintu besar dengan ukiran perak terbuka menampilkan ruangan yang luas dengan dominasi warna merah dan hitam di setiap sudutnya.
" Silakan Tuan" Jake memasuki lebih dalam ruangan tersebut yang terdapat kursi besar dengan ukiran naga menghiasi. Kursi itu berputar menghadap Jake seketika ruangan yang terang itu menjadi temaram dan menampilkan sesosok lelaki misterius dalam keremangan .
" Hay Jake .. Long time no see "
Jake menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatannya mencoba mengenali lelaki di seberangnnya.
" Siapa kau ? "
" Kau mungkin tidak mengenaliku. Tapi aku sangat mengenalmu"
Hening sesaat
" To the poin saja. Di mana Flora? " tanya Jake tak sabar .
" Tenang lah dulu brother. Gadis mu itu baik-baik saja. Paling tidak dalam 120 menit dari sekarang" lelaki itu tertawa kecil. Membuat Jake mengumpat kesal
" Sialan. Apa maksudmu ? "
" Flora kesayangan mu itu akan mati tertimba bangunan tua yang sudah ku pasangi bom " jawab lelaki itu santai .
" Brengsek. Katakan dimana dia sekarang ? Aku bersumpah akan membuat hidup mu seperti di neraka jika suatu hal terjadi pada Flora " Jake sudah sangat marah dan khawatir dengan keadaan pujaan hatinya.
" Hahahahahahah. Apa kau ingin dia selamat ? "
" Brengsek!!! Apa mau mu huh?
" Nikahi Devani secepatnya setelah kau kembali ke newyork"
Jake menatap curiga pada lelaki itu. Apa mungkin dia sekongkol dengan ayahnya Anthony merencanakan semua ini.
" Kau berkomplot dengan ayah ku ? "
Suara tawa lebih kencang membahana dalam ruangan tersebut. " Tentu saja tidak"
" Double shitt" Jake terus saja mengumpat.
" Hey waktu terus berjalan. Gadismu tidak punya banyak waktu untuk bertahan. Cepat ambil keputusan mu. Nikahi Devani dan gadis mu akan selamat "
" Aaaarrrrggggghhhhhhhhh.." Jake mengerang prustasi.
Dia kalah telak jika itu mengenai keselamatan jiwa Flora. Dia harus mengambil keputusan sekarang juga dan mengkhianati perasaannya .
" Baiklah " jawab Jake singkat penuh keengganan.
Lelaki di seberang jake tersenyum licik.
" Waktumu tersisa kurang dari 100 menit lagi. Datanglah ke arah utara dari bangunan ini. Kau akan dapati bangunan tua tak terurus di pinggir tebing yang menjorok ke laut. Gadis mu ada di sana. Semoga kau berhasil sebelum terlambat" kursi kebesaran lelaki itu berputar kebelakang dan seperti menghilang di telan tembok di depannya.
" Dasar sialan" umpat Jake yang langsung bergegas keluar dari ruangan itu.
Dia menuruni tangga dan mendapati puluhan anak buahnya telah memenuhi lantai dasar bangunan klasik itu. Dua di antara mereka menyandera lelaki tua itu.
" Lepaskan lelaki tua itu " perintah Jake yang langsung keluar meninggalkan bangunan tua itu. Sebelum masuk ke dalam mobil dia menyuruh Hans untuk menginstruksikan anak buah nya untuk mencari keberadaan bangunan tua tempat Flora di sekap.
" Perlu waktu sekitar 60 menit untuk sampai ke tempat itu tuan" kata Hans yang baru saja mendapat informasi.
" Baiklah tunggu apa lagi. Cepat ke sana "
" Tapi kita tidak bisa ke sana tepat waktu tuan. Karena jembatan yang merupakan satu-satunya akses untuk ke tempat itu telah di rusak" kata Hans menjelaskan.
" Sialan. Apa tidak ada jalan lain ? Tanya Jake gusar.
" Ada tuan"
*************
Jake memutuskan untuk lebih dulu menuju ke tempat di mana Flora di sekap menggunakan jetsky yang di pinjam nya dari Piere. Sementara anak buah nya yang lain telah bergabung dengan anak buah Joseph akan menyusul di belakang menggunakan kapal mesin yang di sewa dari nelayan terdekat. Tak ada waktu untuk mencari armada yang lebih memadai. Mereka berburu dengan waktu untuk menyelamatkan Flora.
Jake berhasil mendaratkan jetsky nya pada bibir pantai dekat bangunan tua itu. Jake memandang bangunan tua itu. Hanya kerangka bangunan yang terbuat dari beton dan masih nampak kokoh namun terabaikan.
Jake mulai memasuki tempat itu. Setiap sudut di lantai dasar di masuki nya. Namun tak menemukan keberadaan Flora. Kemudian dia naik ke lantai dua. Dia seperti menemukan siluet tubuh seseorang dan mengikutinya dengan hati-hati. Dan ketika jarak mereka semakin dekat Jake langsung membekuk nya dan memberikan nya bogem mentah.
Bughh
Lelaki itu meringis memandangi Jake.
" Ini saya tuan "
" Astaga Konrad ? Kenapa kau di sini ? "
" Saya berhasil kabur dalam sekapan orang-orang yang menculik nona Flora. Saya terus mengikuti mereka sampai ke tempat ini. Tadinya ada banyak tapi sebagian sudah pergi. Dan di atas saya perkirakan masih ada sekitar 5 orang lagi tuan"
" Jadi dimana Flora ? " tanya Jake semakin khawatir.
" Nona berada di tingkat paling atas bangunan ini tuan. Kita tidak punya banyak waktu lagi karena mereka memasang bom di salah satu sudut di tempat ini yang sewaktu-waktu bisa meledak"
" Ya sudah ayo kita naik " mereka hampir sampai pada tingkat paling atas namun langkah mereka terhenti oleh lima orang lelaki berbadan kekar dan besar.
" Apa mau kalian di sini ? Mau cari mati hm ? "
" Di mana Flora " tanya Jake langsung .
" Gadis itu ada di atas menunggu ajalnya" tawa mereka membahana menggema .
" Sialan " pekik Jake langsung menonjok wajah orang yang mengatakan hal tersebut.
Hal itu memicu perkelahian sengit dua lawan lima. Terlihat tidak seimbang karena Jake dan Kondrad tidak membawa senjata apapun. Berbeda dengan lima lawan mereka yang siap dengan peralatan tempur.
Untung Jake sering berlatih ilmu bela diri karate ketika masih kuliah jadi tidak lah sulit untuk dia menangkis setiap serangan dari musuh. Namun karena sudah lama tidak mempraktikkan jurus-jurus andalannya Jake agak kikuk jika dalam keadaan mendesak seperti saat ini.
Jake terluka di bagian perut karena sabetan benda tajam yang di pegang lawan nya. Untung saja luka itu tidak dalam. Semoga tidak mengenai bagian vital di dalam tubuhnya. Namun melihat banyaknya darah yang keluar dapat di pastikan jika bekas sabetan itu cukup besar.
Kondrad dengan lihainya menghajar setiap lawan yang mendekat. Ilmu bela dirinya memang tak perlu di ragukan. Tiga dari lima penjahat itu tumbang. Tinggal dua yang masih kuat dan bersemangat adu kekuatan.
" Biar saya saja yang membereskan mereka tuan. Nona Flora di atas lebih memerlukan anda. Cepat tuan waktu kita tidak banyak" kata Kondrad yang masih memasang sikap waspada.
Dengan memegangi perutnya Jake menaiki tangga yang mengantarnya pada lantai tertinggi tanpa atap kerangka bangunan itu.
" Princess " teriak Jake .