Chereads / Dæsy / Chapter 8 - Isi Hatiku #

Chapter 8 - Isi Hatiku #

*********

Waktu terasa cepat berlalu,ini adalah hari dimana daesy dan putrinya di perbolehkan pulang dari rumah sakit.Minzi yang sangat sedih setelah mendapati keadaan daesy dalam keadaan buta,berjanji akan menjadi mata bagi mamanya tercinta.

" david,bagaimana kalau daesy dan minzi kita bawa ke rumah saja, sampai mereka bisa menyesuaikan diri dengan keadaan saat ini ?" Ujar ibunda david memberi saran

" Sayang ?Bagaimana menurutmu,apa kau mau untuk sementara tinggal bersama ibu dulu ? " tanya david meminta persetujuan daesy

" Aku tidak ingin merepotkan siapapun dav,,Aku malu dengan kondisiku saat ini " ujar daesy yang sedang duduk di atas ranjangnya

" Tidak daesy,Kau adalah menantuku.Ibu tidak pernah merasa kau merepotkan ibu,Tinggalah bersama kami sampai kau sudah merasa lebih baik " ajak bu jeni

" Yang dikatakan ibu benar sayang,Orangtuamu saat ini sedang diluar negri kan ? Mereka berpesan agar aku menjagamu dan minzi dengan baik sampai urusan mereka selesai disana " sahut david

" Ya aku tau dav,tapi,,,, ! "

" Benar kakak ipar,Ikutlah bersama kami " ucap yolan menyela perkataan daesy

Bu jeni ibunda david sengaja datang lebih awal ke rumah sakit bersama yolan agar bisa mempersiapkan segala keperluan untuk mengatur kepulangan menantu dan juga cucunya.Minzi terus memperhatikan daesy yang hanya bisa duduk dengan tatapan kosong dimatanya.Tanpa terasa air mata mengalir deras membasahi pipinya. Meskipun saat ini dia tidak bisa mendengar apapun tapi minzi merasa bahwa keadaan mamanya lebih sulit dari apa yang tengah dialaminya saat ini.

" Ma,mama baik baik saja kan ?" ujar minzi sembari menggenggam tangan daesy

" Kaka tidak bisa mendengar apapun sekarang,tapi mama bisa. Mama tidak bisa melihat sekarang ini,tapi kakak bisa ! "

" Kaka berjanji akan menjadi mata untuk membantu mama melihat dunia ini. Jadi mama jangan sedih lagi ya ma " ujar minzi yang langsung memeluk daesy dengan erat.

Daesy hanya bisa menganggukan kepala saat putri tercintanya mengatakan hal yang begitu menyayat hati orang yang mendengarnya.Akhirnya daesy menyetujui saran dari david agar mereka untuk sementara tinggal dirumah ibunnya david.

Drrrt,,drrrt,,

Ponsel yang ada di tangan david bergetar.

" Hallo,,ah iya baiklah,kami akan segera turun " ujar david mengakhiri panggilan

" Siapa dav ?" Tanya bu jeni

" Pak yon ma,dia memberitahu kalau mobil sudah siap "

" Ayo kita pergi " seru david membantu daesy bangun dari ranjang dan minzi menggandeng tangan mamanya

***********

Ding,,Dong,,Ding,,Dong ! ! !

Bel rumah berbunyi

" Iya sebentar !"

Clek,,! Pintu terbuka

" Tuan david,Nyonya daesy silahkan masuk.Mbok udah siapin makan siang untuk kalian " ujar mbok darni pembantu rumah tangga yang sudah bekerja 10 tahun lebih di rumah keluarga david

" Terimakasih mbok " Sahut david

" Dav,Apa kau bisa mengantarku ke kamar saja ? Aku sangat lelah " ujar daesy yang masih merasa canggung dengan situasinya saat ini

" Pa,apa yang dikatakan mama ? bisakah papa memeritahuku ? " ujar minzi sambil menyerahkan ponselnya

David mengerti maksud dari perkataan putrinya.Dia mengambil ponsel yang diberikan minzi dan mengetik apa yang baru saja di katakan daesy.Karna putrinya tidak bisa mendengar,maka dengan cara itu mungkin bisa sedikit membantu mereka berkomunikasi dengan minzi.

" Oh,,Kalau begitu biar kakak saja yang mengantar mama ke kamar.Papa istirahat saja,pasti papa sangat capek selama berhari hari menjaga kami " ujar minzi setelah membaca pesan yang diketik david di ponselnya

" Baiklah sayang,pergilah kekamar bersama minzi.Aku akan menyusul nanti " ujar david kepada daesy

Saat daesy dan minzi mulai beranjak pergi,David berjalan ke arah sofa yang ada diruang tengah dan langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa merah itu.David terlihat sangat lelah,semua yang terjadi kepada keluarganya saat ini benar benar membuatnya merasa terpuruk dan hancur.

" Huuft,," gumam david sembari merebahkan tubuhnya di sofa

" Dav,,,pergilah istirahat ke kamarmu nak " Ujar bu jeni

" Tidak ma,dav istirahat disini saja " jawab david sambil mengangkat lengan ke dahinya

" Dav,mama tau ini sangat berat untukmu. Tapi nak,ini adalah ujian dari tuhan kau harus sabar dan ikhlas menerima semua ini " ujar bu jeni

" kenapa tuhan harus mengujiku dengan cara seperti ini ma ? " tanya david

" Sabarlah dav,jika minzi melihatmu dalam keadaan seperti ini pasti dia akan sedih.Nak dalam hidup ini kita selalu dihadapkan ke dalam berbagai masalah,tidak ada jalan yang selalu mulus.Untuk itu kau harus bertahan,jangan sampai kau menyerah dengan keadaan."

" Lihatlah istrimu,betapa sulitnya semua ini untuknya,Wajahnya yang sangat cantik sekarang penuh bekas luka.Dan matanya yang selalu dipenuhi dengan cinta sekarang tidak bisa melihat apapun.Sekarang hanya kau yang bisa memberinya kekuatan untuk bisa melewati hari hari yang terasa sulit dia lewati kedepannya." ujar bu jeni menasihati david

" Iya bu,aku tau daesy pasti sangat sedih.Aku akan berusaha bagaimanapun caranya agar keluargaku kembali normal seperti dulu " segera bangun dari posisinya

" ehem,,, tante sudah waktunya makan siang " sela yolan yang datang dari arah dapur

" hmm kau duluan saja,nanti kami akan menyusul " balas ibunda david

" Mas,kalau perlu sesuatu kau bisa memanggilku " ujar yolan dengan senyuman dibibirnya

Setelah berbincang cukup lama,david dan ibunya segera menyusul yolan yang sudah duduk di ruang makan.Sementara itu setelah minzi mengantar daesy untuk beristirahat di kamarnya,lalu dia pergi ke halaman belakang dan duduk di ayunan yang ada dekat kolam renang.

Hikss,,hikss,,hikss,,!

Minzi yang tampak menundukkan kepala saat duduk di atas ayunan,ternyata sedang menangis.

" Kenapa,,kenapa ini harus terjadi padaku.Aku tidak ingin menjadi orang yang cacat " ujar minzi dalam hati

" Hikss hikss,,, Aku sangat malu dengan kondisiku saat ini " minzi terus menangis

" Kenapa kau harus malu ?" ujar yolan yang tiba tiba muncul menyela perkataan minzi

" Oh aku lupa kalau anak ini sekarang tidak bisa mendengar,alias cacat " gumamnya dalam hati

Minzi sedikit terkejut karna yolan yang tiba tiba berdiri di hadapannya,dia melihat yolan seperti sedang mengatakan sesuatu.Yolan kemudian duduk di sebelah minzi,dia mengeluarkan sesuatu yang disimpannya di belakang tangannya dari tadi.

" apa ini ? " tanya minzi

Yolan memberikan sebuah buku diary kecil dan sebuah pena yang cantik untuk minzi.

" Ini hadiah kelulusanmu minzi.Kau tidak boleh sedih,kau bisa memakai diary ini untuk meluapkan semua perasaanmu dan menulis semuanya disini " tulis yolan di halaman pertama diary itu

" Terimakasih tante yolan,ini sangat cantik " ujar minzi

" Kau sangat cantik, air mata ini tidak pantas mengalir diwajahmu yang polos ini sayang " tulisnya kembali

" Tante jangan beritahu mama dan papa kalau aku menangis.Aku takut mereka semakin khwatir nantinya " pinta minzi pada yolan dalam catatan itu

" Tenang saja,kau bisa menganggap tante atau sebagai sahabatmu.Semua rahasiamu aman bersama tante " tulis yolan kembali

" Benarkah ?" ujar minzi dengan tatapan polosnya

" hmm " balas yolan dengan menganggukkan kepala

1 Bulan kemudian

" Minzi sayang,, kemarilah ! "

" Lihat apa yang papa bawa untukmu " sorak david yang barusaja pulang dari kantor

" Mas,apaa kau lupa kalau putrimu tidak bisa mendengar ? " sahut yolan yang berjalan di belakang david

" Astaga,aku selalu lupa kalau putriku " ujar david

" Sayang,kau sudah pulang ? " daesy berjalan perlahan menuruni tangga

" Iya aku baru saja sampai,tunggulah disana aku akan membantumu turun " ujar david pada daesy

" Hmmp baiklah " daesy tersenyum bahagia karna david sangat memperhatikannya

" Baiklah ayo ! " Menggandeng tangan daesy

" Kedepannya kau harus meminta bantuan kepada siapa saja yang ada di rumah ,kau bisa saja terluka jika nekat berjalan menuruni tangga seperti ini " ujar david memperingatkan daesy

Tep,,Tep,,tep

" Tenang saja dav,aku sudah hampir hafal semua tempat di rumah ini.Jadi aku hanya perlu meraba dan berjalan dengan hati hati kan ? " sahut daesy

Tep,,tep,,tep

" Ya tetap saja kau harus berhati hati.Aku tidak mau sampai kau terluka "

" Oke,ayo satu anak tangga lagi " ujar david lagi

" hmmp baiklah " sahut daesy

" Kakak ipar,yang dikatakan suamimu itu benar.Kau harus mendengarkan perkataannya,ini kan demi keamananmu juga " ujar yolan menyela pembicaraan mereka.

" Kemarilah kak,barusaja aku dan mas david membelikan minzi sebuah hadiah. Pasti minzi sangat senang dengan hadiahnya " ujar yolan sambil menyeret bahu daesy dan membawanya duduk di sofa.

" Oh iya aku lupa memberitahumu " ujar david mengingat sesuatu

" Memberitahu apa dav ? " tanya daesy sedikit kelihatan cemberut

" Hmmp kalau begitu aku akan memanggil minzi dan membawanya kesini " sahut yolan bergegas pergi

" Dav,kenapa kau harus pergi dengan yolan ? kenapa kau tidak mengajakku ?" tanya daesy

" aku barusaja ingin memberitahumu kalau kami bertemu secara kebetulan.Saat aku keluar dari kantor aku melihat mobil yolan mogok di pinggir jalan,jadi aku menawarinya tumpangan.Dan dalam perjalanan pulang,untung saja dia mengingatkanku membelikan hadiah ini untuk putri kita " ujar david menjelaskan kronologinya pada daesy

" Oh jadi begitu "

" kelihatannya yolan juga sangat menyayangi minzi. Akhir akhir ini mereka sering pergi keluar bersama " ujar daesy

" Wah benarkah,itu kedengarannya bagus "

" Oh iya,ini kau cobalah pegang ! Apa kau tau benda apa ini ?tanya david sambil mengambil tangan daesy dan meletakkannya di atas benda itu

" Apa ini dav ?hmmp aku tidak tahu kalu aku tidak bisa melihatnya " ujar daesy terlihat sedih

" Sayang,ini adalah HEARING AID "

" Aku membeli yang paling bagus untuk minzi, agar dia bisa mendengar dengan jelas menggunakan bantuan alat ini " jelas david terlihat senang

Daesy terlihat sangat senang mendengar david sudah mempersiapkan hadiah untuk minzi. Padahal dia berusaha menutupi perasaan sedihnya karna tidak bisa melakukan apa apa untuk menyenangkan putrinya.Daesy ingin melakukan hal yang dilakukan orang tua pada umumnya untuk membahgiakan putri tercinta mereka,Tapi saat ini kondisinya malah menjadi beban bagi orang orang di sekitarnya.Tapi ada hal yang membuatnya merasa sedikit tenang karna yolan selalu mendampingi minzi saat dirinya kesulitan melakukan hal hal yang seharusnya dilakukan orangtua normal pada umumnya.

Yolan sudah seperti adik sendiri bagi daesy.

*By me: sandrassi~*