Abi mendekatkan telinganya ke arah kepala Herman sembari mensejajarkan tubuhnya dengan Herman yang terbaring lemah.
"Ayah titip Haura kepada kamu, ya. Jaga dirinya dan bayi kalian. Haura yang ayah tahu tidak pernah melakukan apa yang kamu pikirkan. Jangan memutuskan sesuatu dalam keadaan marah agar kamu tidak menyesal dikemudian hari."
Semua orang hanya bisa melihat menantu dan mertua itu saling berbisik tanpa tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Haura saja disuruh menjauh oleh ayahnya saking tidak maunya terdengar olehnya.
"Kamu janji ya sama ayah. Jadilah ayah untuk diri dan anak kalian nanti," ucap Herman dengan air mata yang mengalir dari ujung matanya.
Abi tampak mengangguk-anggukan kepalanya. "Iya Yah, Abi janji. Abi akan bimbing Haura hingga ke surganya Allah."
"Terimakasih, Bi. Ayah sekarang bisa tenang."
"Sama-sama, Yah. Abi akan carikan pendonor buat ayah sampai ketemu."
