Saat tengah asyik melahap makanannya, tiba-tiba ada notif pesan masuk dari Pak Indra. [Ra, saya masih ada kerjaan, bimbingannya di undur jadi jam empat, ya.] Bakso yang masih tersisa di mulut Hura belum sempat ia kunyah setelah membaca pesan dari Pak Indra.
Untuk kesekian kalinya Haura di phpin oleh Pak Indra. Bagaimana tidak, Haura sudah datang sejak pagi dan sudah menunggu berapa jam, tiba-tiba bimbingannya di undur, berarti Haura harus menunggu lagi beberapa jam.
Rasanya Haura ingin sekali menangis dan berteriak di kantin itu, tapi tidak bisa-bisa semua orang melihat kearahnya, apalagi Haura di kenal dengan perempuan yang anti berisik. Haura mengelus dadanya dan melanjutkan makan siangnya.
"Di kampus kayak harus ngadepin Pak Indra, di rumah harus ngadepin Pak Abi, keduanya sama-sama melatih kesabaran," gumam Haura.