Setibanya, Abi dan Pak Kusuma di lantai 30, tepat di depan ruangan Pak Kusuma. Dengan senyum yang mencurigakan Pak Kusuma membersihkan Abi masuk ke dalam. Wajah Abi mulai kelihatan panik dan gelisah, ia berusaha untuk menahannya. Berat sekali kaki Abi untuk melangkah masuk dan benar saja. Apa yang dikatakan oleh Firhan itu benar terjadi. Abi teringat dengan istri dan anak dalam kandungan Haura. Entah kenapa, Abi merasa kematian terasa dekat dengannya.
"Ayo masuk, Pak Abi. Kenapa anda masih menunggu? Bukannya anda yang begitu semangat untuk mengobrol dengan saya?" tanya Pak Kusuma.
Sembari mengucapkan bismillah, Abi melangkahkan kaki kanannya masuk ke dalam ruangan Pak Kusuma. Setelah, Abi masuk Pak Kusuma menutup pintu dan menguncinya dari dalam.
"Silahkan duduk, Pak Abi," ucap Pak Kusuma.