"Argh! Tidak, tidak. Apa yang aku pikirkan. Nanti akan lebih membahayakan Haura jika aku memecatnya. Paman tidak akan mengampuni aku." Arga menggeleng-gelengkan kepalanya, menolak apa yang ada di dalam pikirannya itu.
Dsst dsst dsst
Dering telepon Arga berbunyi. Ada panggilan masuk dari sekretaris aslinya. Bukan Haura, tapi sekretaris perusahaannya.
"Selamat siang, Pak."
"Iya Oliv. Ada apa?
"Saya mau mengabarkan, Pak. Model iklan yang akan mempromosikan produk kecantikan dari Brand Sephora tidak bisa datang karena mengalami kecelakaan, Pak. Kita butuh pengganti secepatnya, Pak."
"Cari model yang lain, Liv. Di perusahaan kita kan banyak model. Saya masih ada urusan, belum bisa mencarikan model pengganti."
"Hari ini semua model kita sudah punya agenda masing-masing, Pak. Jadi, tidak bisa melakukan tugas yang lain."
"Masak tidak ada satupun. Bilang sebentar aja, Liv."