Akibat lamunan Haura ia tidak sengaja menjatuhkan piring ke lantai. Alhasil pecahan piringnya berhamburan ke lantai. Haura segera membersihkannya malam itu juga karena kalau di biarkan akan berbahaya. Pecahannya bisa melukai kaki siapapun, apalagi tidak mengurangi sendal rumah.
Saat sedang memungut pecahan itu, dengan kecerobohan Haura tangannya terluka karena pecahan itu, akibatnya mengeluarkan darah segar yang juga menetes ke lantai. Dengan cepat Haura mengelap darah itu dengan hijabnya.
"Kenapa enggak hati-hati sih, Ra."
"Tangan kamu kenapa?" tanya Abi saat menghampiri Haura. Ia juga mendengar bunyi sesuatu yang jatuh, ikatan cinta antara suami dan istri memang kuat. Padahal, jarak dari dapur ke kamar itu sangat jauh. Mana mungkin bisa terdengar bunyi piring jatuh, kecuali Abi memang memperhatikan Haura dari kejauhan.