"Syilla?" panggil Dhika lembut setelah mereka berdiam cukup lama, meresapi pelukkan intens. Lima tahun yang berat telah terlewati.
Cia baru menyadari sekarang jika dirinya masih mencintai Dhika, perasaan itu nggak berubah sama sekali. Berarti selama ini cinta itu bukannya hilang tapi, terbungkus rapi di sudut hati kemudian di abaikan, jadi terasa samar.
"Aku mencintaimu, bucin cuma sama kamu."
Cia terkekeh, "nggak perlu di perjelas."
"Harus, supaya kamu tidak salah paham. Cukup saya jalani hidup yang gila lima tahun ini."
"Beneran gila? Kok nggak di RSJ?"
Dhika mencubit pelan pinggul Cia, "apa kamu senang liat saya gila?"
"Mungkin itu hukuman yang setimpal."
"Tega kamu."
"Semakin tua bahasa semakin gaul, makin tua makin mesum, makin tua makin arogant. Kok minus semua?"
"Karena istri pria tua ini tega meninggalkannya tanpa mau mendengar penjelasan. Terbukti siapa yang jahat kan?"
"Kalo nggak kamu duluin juga nggak bakal minggat!"