Pulang dari cafe, Cia mendapati mertua dan kakek ada di rumah, dengan senang dia memeluk mereka, bertanya ini dan itu sebelum pamit untuk membersihkan diri.
"Kelihatannya hubungan mereka berhasil," ucap Sinta.
Sarah mengangguk, "nggak sia-sia hidup jauh dari kita."
Tama menghela napas pelan, "dua tahun sudah di lalui dengan baik oleh mereka, semoga kedepannya juga begitu, seberat apapun mereka tetap Bersama."
Bagas tau apa yang di pikirkan besannya, "jangan terlalu khawatir. Percayakan saja pada mereka, aku percaya pada putri dan menantuku."
"Kau tidak mengenl putraku. Ada ketakutan dalam diriku dia akan mengulang kebodohannya."
"Mungkin aku lebih mengenalnya darimu." Tama menatap Bagas dengan lamat, lalu dia mendesah ringan sambal mengangguk.
"Melihatmu begitu yakin, aku lega."
Sarah tidak paham apa yang di maksud oleh suami dan besannya, saat ingin bertanya Cia sudah Kembali bergabung dengan membawa bingkisan berisi oleh-oleh. Pertanyaannya lenyap begitu saja.