"Kalimat bapak semakin hari semakin manis, ekspresinya juga udah mulai terlihat, tingkatkan kemampuan ya, sayang?" Goda Cia.
Dhika membalas tatapan istrinya, "panggilan yang manis, bagaimana kalau kamu panggil saya begitu, mulai sekarang?"
Cia geleng, "alay banget, nggak akan spesial lagi kalo sering di ucapkan. Emang di panggil bapak kenapa? Nggak suka?"
"Menurutmu?"
"Ya ..., biasa aja sih! Nggak tau mau panggil bapak apa, bingung. Abang, mas, om, pak De, eyang, kakek, atau buyut?" Dhika melotot, Cia terbahak.
Selesai itu mereka tidur saling berpelukkan, tentu habis olahraga malam. Dhika mana mau rugi.
***
Cia nangis bombay gara-gara nonton drama, sampe sesegukkan. Dhika yang baru pulang dari kantor terlihat sangat bingung, dia memangku istrinya berusaha menenangkan. Sebab dia bertanya ada apa dan kenapa menangis, istrinya tidak mengatakan apapun. Serius kali nangisnya, udah pasti hatinya sakit bangetkan?