Dia bangkit dan berjalan menuju jendela, memunggungi istrinya yang sudah menangis karena marah dan luapan emosi yang lain, "saya sangat mencintaimu. Apa tidak bisa kamu lihat sedikit saja? Saya ingin hidup normal sebagai pria beristri, apa itu salah? Kamu tau? Saya menanggung rasa sepi selama di sana, bahkan seperti orang bodoh melihat jarum jam berlalu, berharap dua tahun akan datang dengan sekejap mata."
Hening ....
Cia duduk di tepi kasur, rasa sakit di seluruh tubuhnya masih terasa. Nggak sanggup berdiri lama-lama.
"Seumur hidup saya tidak pernah seperti ini. Merendah dan meminta orang untuk tinggal di sisi saya. Saya mencintaimu, sangat ...." lirih Dhika di ujung kalimat.
Cia menatap punggung lebar suaminya, rasa sesak menjalar di sekujur tubuhnya. Dia bisa merasakan kesepian pria itu. Sangat jelas punggung itu mengatakan, pemiliknya butuh teman hidup untuk membuatnya hidup.
Dan pemiliknya memilih dia ....