Seolah tuli Cia bangkit, dia membenahi sedikit kebayanya langsung berjalan menuju pintu dimana Dhika udah berdiri bersandar dengan sok gagahnya.
Emang gagah sih ....
"Minggir." Suara dingin Cia meremas hati Dhika. Dia maju selangkah, dan Cia mundur dua langkah dengan kepala menunduk.
"Begini sambutanmu saat melihat suami?" Tegasnya, tapi ada kegetiran di sana. Yang dia inginkan Cia langsung menghambur kedalam pelukkannya bahkan saat di depan semua orang.
Tapi apa? Kehadirannya seolah sangat mengganggu seperti HAMA!
Cia mendongak, tatapan mereka bertemu. Hati Dhika semakin sakit karena tatapan Cia tidak sehangat biasa, "apa perlu saya menyambut? Apa yang anda harapkan sebagai tamu yang tidak di undang?"
Dhika menarik pinggang ramping istrinya dengan sekali hentakkan tubuh mereka menempel. Cia sedikit terhuyung, dia memegang kuat jas Dhika, takut jatuh bukan apa-apa, bukannya dia ambil kesempatan lo ya!