"Sudah sifatnya seperti itu. Tidak akan bisa di ubah, kamu jangan marah karena itu." Dhika menepuk-nepuk kepala Cia dengan lembut.
"Bisa hargai gue sebagai jomblo sejati?" Apa yang di buat Dhika sangat sederhana, tapi terlihat manis karena dia yang melakukan itu. Asem banget dah.
"Sifatnya merugikan orang, jangan sampe karena mulut lemesnya, teman-teman saya tau hubungan kita. Saya belum siap. Kita udah sepakati itu kan?" Tuntut Cia.
Dhika mengangguk, "saya jamin tidak akan itu tidak akan terjadi."
Patrick salut sama sikap Dhika yang sabar ngadepin remaja seaktif gadis cantik ini. Tapi kalau di lihat dan nilai gadis ini nggak lebay, sifatnya energik alami, kalau dia di kasi satu kayak Cia nggak bakal nolak sih, sumpah.
"Apa yang Dhika katakan benar, mustahil dia ungkapin identitas lo. Kecuali dia gila." Timpal Patrick.