Sepanjang hari mereka berjalan mengitari kota Boston. Dhika seperti menemukan dunia baru dimana dia bisa santai menjalani apa yang ada di depannya. Tidak ada sedikitpun resah atau kekhawatiran.
"Makan malam dimana? Deket hotel aja. Saya udah capek." Sedari tadi jalan kaki, betis besar juga ngukur jalan. Sekarang saatnya makan dan istirahat.
"Kamu maunya dimana?" Pertanyaan udah kayak orang pacaran asli. Biasanya Dhika nanya kaku banget 'ingin makan dimana, mau apa?' Sekarang nggak, dalam hati Cia geli sendiri.
'Lah, kan lo emang pacaran asli maemunah!' ketus dewi batin Cia.
'Ya, gue juga tau' balas Cia sewot. Dewi batinnya cepet banget kalau memprotes dirinya. Kan wajar kalau dia merasa suaminya kayak bukan-- Mahar yang selama ini dia kenal.
"Dimana aja pak yang penting jual makanan bukan racun. Cacing udah meronta ini." Keluhnya. Dhika tersenyum dan itu membuat Cia semakin bergidik ngeri, aneh sumpah.