Saat menuruni tangga Dhika menginjak sesuatu ternyata itu kartu ucapan natal berwarna merah, dia mengambilnya lalu membuangnya ketempat sampah, setelahnya dia kembali melanjutkan langkah menuju bar yang ada di sudut ruangan kapal dekat dengan restauran tempatnya makan bersama Cia tadi.
Dhika duduk di salah satu kursi dengan meja melingkar, dia memesan tempat itu full agar tidak ada yang menganggunya. Dia memesan anggur merah yang biasa di minum para pekerja jaman dulu, bukan kwalitas yang baik namun rasanya tidaklah buruk. Minuman ini justru menjadi populer untuk dinikmati musim dingin seperti ini.
Rasanya jadi unik karena sangat jarang menemukan lagi minuman yang di fermentasi secara traditional, dan harganya termasuk mahal. Dia menyesapnya sedikit demi sedikit.
"Sir." Panggil seseorang. Dia menoleh menatap seorang pria tua dengan tatapan yang tajam. Dia tidak suka di ganggu.