Udah pasti yang lain nggak berani bantu guru ini walau mereka temenan, Dhika sangat di segani walau usianya masoh sangatlah mudah di bandingkan dengan kepala sekolah pada umumnya.
Mereka juga melihat bagaimana kepala sekolah mereka menyambutnya dengan sangat hormat.
Alex menghela napas dan berujar, "saya dan Aneth baru juga tiba pak. Cia diam aja nggak ada ngomong apa-apa sampai kami datang dan Aneth tanya ada apa, dan Cia jelasin. Setelah itu ibu ini mau nampar Cia."
Wajah Dhika menggelap, "apa di tamparnya?" Suaranya udah nyeremin banget euy.
"Belum pak, Cia melawan. Dia juga menjawab apa yang ibu ini katakan kayak yang Cia jelasin tadi," ucap Alex takut-takut.
"Baiklah. Sudah cukup." Alex ngangguk dan langsung ngacir ke belakang pak Ramlan, dia tarik napas puas-puas. Ngadepin Dhika kayak gitu aja serasa masuk rumah hantu.
Guru pria itu bertanya dengan rekan-rekan sejawatnya dan membenarkan keterangan Alex. Mereka juga menjelaskan bagaimana cara wanita ini memanggil Cia.