"Aneth mendengus kasar, "terus gue sendirian di sini? Mending gue ikut kalian, setia gue nungguin sampek lumutan juga."
Aneth ingin menjadi penyemangat kedua sahabatnya yang punya otak encer. Cuma dia yang otaknya beku, dia pun nggak tau kok bisa gitu.
"Kalau Cecil ada Gabby yang nungguin." Goda Cia.
"Dia nggak ikut. Dia harus stay di sekolah, pembukaan sama segala persiapan semua di bawah kendalinya." Cia ngangguk, dia baru ingat kalau Gabby si ketos paling bertanggung jawab sama jabatan.
"Muka lo kok nggak semangat gitu? Tidur kemaleman?" Cia geleng.
"Terus kok sepet banget? Biasanya lo nggak beban sama lomba apapun." Jelas Cecil yang menangkap wajah murung sahabatnya.
"Masa sih?" Tanya Cia tidak percaya, dia menatap Aneth, "coba pinjam cermin lo."
Dengan segera Aneth memberikan miror ajaibnya. Cia langsung melihat wajahnya, menurutnya biasa aja, nggak ada gurat-gurat beban.