"Saya kesal sama bapak, masa belajar bareng Fandi aja nggak boleh, dia itu udah nolongin saya," ucap Cia sambil menunduk lesu.
"Bukannya masalah kalian udah selesai? Lalu apalagi? Mau melanjutkan asmara yang tertunda?" Sindir Dhika.
Cia menatap pria itu dengan horor, "jangan asal tuduh. Dia udah saya blacklist, tapi nggak ada salahnya kan saya berteman sama dia. Membangun hubungan yang lebih baik?"
"Tidak salah, berarti di sini saya yang salah?" Dhika bertanya dengan serius. Mata mereka saling menatap. Cia menghela napas pelan, "saya orangnya nggak suka di paksa, saya tau batasan kok. Kalau bapak kayak gini terus, jujur saya nggak sanggup. Tertekan saya."
Cia menyudahi sarapannya, dia tidak menyentuh susunya. Mengambil tas langsung pergi meninggalkan Dhika sendiri yang masih duduk terpaku setelah mendengar ucapannya.
'Saya nggak sanggup, dan saya tertekan' dua kata itu terngiang terus di telinganya.