"Justru karena lo yang nggak pernah mukul biar gue yang pukul." Aneth nggak takut. Udah biasa mereka begitu.
Cecil menghempaskan bokongnya dengan kesal, dia nggak tega juga balas pukulan Aneth. Ya udah lah kali ini biarin aja.
"Lanjut nggak ni tebak-tebakannya?" Tanya Cia. Suasana hatinya masih sangat bagus pagi ini.
Cecil langsung hadap belakang, "tebak-tebakan apa?" Keponya.
"Nggak lo liat Cia sumringah banget? Dia lagi happy, kalau bisa nebak apa penyebabnya, cash satu juta." Riang Aneth.
Teman yang lain cuma bisa liat aja, mereka nggak di ajak main sama Cia. Namanya juga bukan bestie, ya mustahil di ajak main, padahal satu juta lumayan yak?
"Serius lo?" Tanya Cecil dengan muka nggak yakin. Cia ngangguk mantap.
"Lo di jodohin sama billioner?" tebak Aneth lagi.
"Gila lo, kalau billioner udah tua. Ogah gue." Sewot Cia nggak selo.
"Kali aja lo tergiur sama harta dan tahtanya." Kikik Aneth. Cia memutar jengah bola matanya, otak Aneth rusak kebanyakan baca novel.