"Janji ya? Jangan skors," ucap Cia dengan tatapan menuntut.
"Iya, saya janji. Tapi kamu harus ingat untuk tau batasan." Cia ngangguk.
"Mulai sekarang jangan pernah ceritain saya di belakang, bisa saja ini tanda kamu kualat sama saya," ucap Dhika. Dia menyentil pelan hidung istrinya.
"Jangan percaya apa yang Cecil bilang, sejak saya izin kita ciuman, nggak pernah tu saya ceritain bapak." Dia mengusap hidungnya yang sedikit sakit.
"Kamu paling bisa menjawab."
"Kalau nggak bisa mana mungkin saya bisa juara pak," jawabnya. Dhika tidak tau harus bilang apa.
"Bapak nyaman nggak dieman sama saya?" tanya Cia polos.
'Tidak' batinnya.
"Biasa saja." Itulah yang keluar dari mulut Dhika.
"Oh, saya beban," ucap Cia.
"Kenapa begitu?"
"Kata guru agama nggak bertegur sapa selama tiga hari dosanya besar, itu sama tetangga apalagi sama suami," ucap Cia menunduk lesu.
"Sudah tau begitu jangan diem-dieman lagi." Dhika mengacak lembut surai Cia.