"Nak, jelaskan apa yang kamu lakukan selama di perpustakaan ya? Tidak usah gugup, semua bisa di bicarakan dengan baik-baik." Bu Atik mengambil alih, dia mendekati Nisa yang saat ini menahan rasa takutnya.
"Iya buk. Saya sempat bertemu kak Cia, kami bicara setelah itu lebih dulu dia masuk ke dalam pustaka, tidak berapa lama saya pun masuk."
"Kenapa kamu tidak masuk bersamanya? Di sini kalian bukan bertemu, kamu memanggilnya." Keringat di punggung Nisa semakin bercucuran.
Cecil melihat Nisa gelisah, wajar takut karena pembawaan kepala sekolahnya emang nyeremin, tapi untuk anak nerd yang bisa bicara seperti Nisa harusnya tidak sulit menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.
Dia jadi ingat apa yang Alex katakan tentang gadis itu. Jangan-jangan feeling cowok sengklek itu benar, pikirnya.
Tapi apa motivnya? Selama ini Cia nggak punya masalah, justru sahabatnya itu dapat masalah karena dia.
"Saya mengambil buku."