Kepala Dhika mau pecah, sekarang Cia sedang nangis kejer di ruangannya. Di tanya kenapa makin nangis di sudut mejanya terduduk sambil melipat kaki dan tangan.
Mirip bocah yang nangis karena kalah main petak umpet, nggak terima dia terus yang jaga. Mana Dhika lagi banyak kerjaan sekolah sama kerjaan kantor dan harus siap hari ini juga.
Bisa bayangin dia stresnya kayak apa? Mau ngeluh tapi nggak bisa. Ibarat kata kaya perut gembung dan nggak bisa buang air besar atau kentut.
Sakit banget kan? Gitu lah Dhika sekarang.
"Nangis seperti ini tidak akan menyelesaikan masalah, sini cerita." Ajak Dhika sekali lagi dengan sabar.
Gadis itu semakin menyudut, suara tangisnya semakin memilukan, sekarang Dhika mirip seorng ayah yang sibuk bujuk in anank-nya yang masih TK.
Mau ngamuk takut Cia semakin nangis.
Dhika jongkok di depan Cia, dia mengelus rambut gadis itu sambil berkata, "puasin dulu nangisnya, setelah itu baru cerita. Saya ada di kamar."