Perpustakaan udah kayak ruang sidang yang semua terdakwa di hukum mati.
Gimana nggak, Dhika memantau jalannya pelatihan Olimpiade, dia duduk tepat di depan Cia.
Kecuali gadis itu, semua tampak tegang dan tahan napas, Dhika emang di sukai oleh semua penduduk sekolah tapi kalau ada di sekitaran dia buat keringat dingin becucuran juga, padahal ruangan full Ac.
"Pak, saya boleh makan dulu? Belum sarapan dari rumah." Dhika melirik kotak bekal yang dia belikan ketika mereka belanja tempo hari.
Terlihat isinya belum tersentuh, dia mengangguk kecil, dan mempersilahkan Cia untuk makan lebih dulu. Dhika mengedarkan pandangannya, seketika yang tadinya memperhatikan mereka langsung kembali fokus pada lembar soal.
Para dewan guru yang menjadi pengawas pun ikut memperhatikan diam-diam, mereka menilai antara siswa dan kepala sekolah ini seperti ada hubungan tak kasat mata, tapi tidak bisa memastikannya.