"Mau nggak mau lah pak. Gila kalau nggak bisa terima, secara udah terjadi."
"Kalau pernikahan ini berlangsung selamanya, kamu mau?" Cia menatap bingung Dhika.
Dia setuju ciuman dan pelukan bukan berarti mau rumah tangga ini langgeng. Gimana pun dia mau hidup dengan orang yang dia cintai, sesuai kriteria yang dia inginkan.
"Nggak pak. Pernikahan ini sesuai perjanjian kita. Saya mau di cium dan di peluk sama bapak itu karena kita halal, dan saya ada baca bahwa harus menjalankan kewajiban sebagai seorang istri agar tidak kualat dan durhaka sama suami. Karena saya tidak bisa menjalankan sepenuhnya, ya tipis-tipis gini bolehlah."
Dhika mendengar dengan seksama, gadis ajaib ini mengambil keputusan dari segala sisi yang ia nilai. Bagus, tapi terkadang ngaco juga.
Mungkin jika dia menghamili Cia baru gadis itu mau hidup bersama, selamanya. Tapi dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sepanjang hidup jika melakukan itu. Batin Cia akan sangat terluka.