Selesai makan mereka duduk di ruang keluarga, perut Cia masih lapar tapi ya udahlah nanti pas di rumah masak mi.
"Kamu tumbuh menjadi gadis yang cantik. Dulu kakek melihatmu masih sangat kecil dan mungil."
'Ya iyalah masa mau kecil terus. Lucu kali candaannya' batin Cia. Dia sewot sendiri sama kakek suaminya ini. Pokoknya versus.
"Kita pernah bertemu?" tanya Cia pura-pura friendly.
Cia lebih suka memperhatikan rumah klasik ini, banyak perabotan kuno sama lukisan dan foto. lebih mirip galeri daripada rumah.
"Ya itu sudah lama sekali. Ketika kalian menikah kakek tidak bisa hadir karena kesehatan memburuk."
Untuk satu ini Cia nggak berani membatin, takut kualat.
"Udah lama kok masih ingat sama perjodohan ini kek?"
Dhika tidak menyangka istri kecilnya ini berani bertanya.
"Lama bukan berarti harus lupa kan? Apalagi itu janji yang kakek buat bersama kakekmu yang tidak lain sahabat yang sudah seperti saudara sendiri."