Satu jam Dhika sibuk sama tabletnya, dia tidak menyadari bahwa Cia sudah tertidur. Dia baru menyadari saat kepala gadis itu menyentuh lututnya.
Dia mengangkat tubuh Cia untuk tidur di atas sofa. Sekarang gantian dia yang duduk di lantai sambil natap wajah damai Cia yang sedang tertidur pulas.
Dhika tidak pernah melihat wanita tidur secantik ini. Cia yang seperti ini membuat siapa saja mau melindunginya dengan suka rela. Gadis ajaib yang menggemaskan.
Dhika dengan pelan menyingkirkan anak rambut Cia agar bisa menikmati wajah gadis itu lebih nyaman. Dhika melihat ada remahan snack di sekitaran bibir dan pipi istrinya. Senyumnya tersungging, dia membersihkan remahan itu dengan ibu jarinya. Cia sedikit menggeliat namun hanya sebentar saja, setelahnya kembali pulas.
Dalam diamnya Dhika menyusuri wajah istrinya, melihat bibir Cia yang mungil kemerahan, hatinya terdorong untuk kembali mencuri ciuman. Ini tidak salah, Cia adalah istrinya dan itu adalah haknya.