Dhika naik ke podium menatap semua orang yang ada di lapangan. Tidak ada yang berani mendongak untuk menatap si singa jantan yang berdiri tegak tidak tergoyahkan.
"Ada yang berani maju dan menjelaskan? Saya ingin dari pihak sekolah Angkasa." Dhika menatap siswa dari sekolah tersebut.
Hening, tidak ada yang berani bergerak dari tempat duduk mereka. Bukan takut untuk maju dan berkata jujur, tapi aura Dhika lah yang buat nyali mereka kendor.
Tapi ada seorang pemuda dengan santai berjalan menuju tengah lapangan dengan melepas earphonenya, setelah berdiri di tengah lapangan dia membalas tatapan Dhika. Semua orang menatap takjub pemuda itu terlebih anggota club basket Angkasa.
"Saya akan menjekaskan apa yang saya lihat dan dengar." Dhika mengangguk.
"Jelaskan." Katanya.
"Apa yang siswi itu katakan benar, tidak ada yang bohong." Jelasnya singkat namun menjawab semuanya.
"Lo itung berapa kata Laksa bicara sekarang!" Seru Fathan sahabatnya Laksa.