"Bagus" ujar Operator dengan wajah tersenyum. "kau telah menentukan pilihanmu. Sekarang, semoga kau senang atas pilihanmu dan semoga beruntung bisa bertahan hidup di dunia ini. Dan jangan lupa, untuk memberikan peristiwa - peristiwa yang seru di masa depan" setelah itu sang Operator menghilang.
Setelah menghilangkannya sang Operator dari hadapan Rio, ia menunduk kepalanya kembali ke dalam status layar. Dirinya melihat kembali informasi pribadinya sambil berpikir akan tujuan berikutnya. Setelah beberapa saat kemudian, Rio menyadari akan sesuatu yang tiba – tiba di ingat olehnya. Ia mengingat kembali kejadian dalam novel yang pernah di bacanya tentang event setelah bertahan hidup. Dan event itu adalah event kekuatan, dalam artian lain bisa di katakan sebagai event pencari kekuatan.
Rio berpikir sejenak kembali, ia harus mendapatkan sebuah senjata yang dapat membantu untuk bertahan hidup dan juga membalas dendamnya. Setelah itu ia mengingat kembali akan memori tentang novelnya, dirinya mengingat sebuah senjata yang kuat namun juga mematikan untuk sang penggunaannya. Senjata itu bisa di bilang sebagai tingkat tinggi karena daya kekuatannya. Akan tetapi, kekuatan yang besar juga mendapatkan sebuah tanggung jawab yang besar juga. Semakin besar kekuatannya, maka akan semakin parah juga bayaran yang di berikan.
Rio pun mengangkat kedua tangannya, ia melihat ke arah tangannya sambil berpikir apakah hal itu cocok untuk pembalasan dendamnya. Sekali lagi Rio kembali berpikir, ia mengembalikan ingatan buruk tentang kehidupan sebelum terjadinya bencana. Perasaan akan di khianati, di benci, di rendahkan dan juga di remehkan membuat api amarah Rio kembali muncul dalam hatinya. Dirinya menggenggam erat kenangan tersebut sambil memutuskan kehendaknya.
Dengan mengepalkan tangannya, Rio mengambil sebuah keputusan. Di mana ia akan mengambil senjata tersebut apa pun risikonya. Ia tak peduli akan berapa besar bayaran untuk memakai senjata itu, dalam hatinya yang penuh akan api amarah yang berkobar membuat Rio tak peduli lagi akan keselamatannya. Ia hanya akan membuat dirinya untung tak peduli harus membuat orang lain rugi. Dunia yang membuatnya seperti ini, tak perlu di pikiran lagi oleh Rio. Se-andainya sebuah pertempuran terjadi, maka ia yang harus bertahan sampai akhir. Dan itulah alasan kuat Rio untuk mengambil senjata yang mematikan tersebut.
Mengingat kembali sebuah event yang akan terjadi, Rio memutuskan untuk bergegas pergi dari tempat tersebut dan menuju ke tempat selanjutnya. Kalau tidak salah, Rio harus pergi ke sebuah stasiun kereta bawah tanah. Yang di mana, event kekuatan akan di adakan di sana. Oleh sebab itu, Rio pun mencoba mengambil beberapa makanan yang ada di sana untuk persediaan bekalnya menuju ke stasiun kereta.
Rio mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, dirinya mencari sebuah tempat untuk menaruh makanan yang akan ia bawa. Di sisi troli, ada sebuah kantong plastik yang berukuran besar. Ukurannya cukup besar untuk memuat beberapa makanan ringan. Tak butuh waktu yang lama, Rio pun mengambil kantong tersebut dan memasukkan beberapa makanan ringan dan juga air meniral yang dapat di tampungnya. Dirinya melihat ke arah kasir dan memberikan sebuah kartu kredit di meja kasir. Meskipun dunia sudah kiamat, Rio tak ingin menjadi orang yang buruk di dalamnya. Ia masih mempunyai rasa tanggung jawab untuk tidak mencuri di tempat itu.
Dengan dua kantong besar bergantung di lengannya, Rio mulai berjalan sambil memakan sebuah coklat dalam perjalanannya menuju ke stasiun. Dalam ingatan Rio, ia membayangkan sebuah rute yang ingin di tujunya. Dirinya mengingat stasiun mana yang akan di jadikan sebagai event selanjutnya. Dalam perjalanan ke arah sana, ada dua rute yang berhubungan dengan tujuannya. Satu rute adalah rute yang dekat dan akan tiba ke stasiun dalam kurang waktu tiga puluh sampai empat puluh lima menit. Sedangkan rute lainnya, yaitu rute yang panjang akan membutuhkan waktu sekitar satu sampai satu setengah jam untuk sampai di sana. Dan perkiraan waktu itu, belum di tentukan pasti apakah ada monster yang berkeliaran di sana atau tidak.
Sesampainya di persimpangan jalan menuju ke stasiun kereta bawah tanah, Rio memberhentikan langkahnya dan berpikir. Jalan singkat, atau jalan panjang yang akan di laluinya. Tak peduli akan berapa lama ia sampai, Rio telah memutuskan sejak awal ke arah mana ia akan pergi. Dirinya mengambil ke arah kanan yang menunjuk ke arah jalan panjang. Apa bila ada seseorang di posisinya saat ini, orang tersebut pasti akan memilih jalur yang singkat. Di lihat dari segi mana pun, pasti jalur yang singkat adalah jalur yang tercepat dan aman. Meskipun dalam perkiraan akan bahaya dan rintangannya, jalur singkat bisa di bilang cukup mudah karena tertuju langsung ke arah stasiun kereta bawah tanah. Akan tetapi jalur itu bisa di bilang sebagai jalur jebakan. Di mana hanya ada sekian persen yang akan sampai dengan selamat melalui jalur tersebut, sedangkan yang lainnya mati di jalur tersebut. Itulah salah satu alasan Rio, mengambil jalur tersebut. Alasan lainnya adalah untuk mengambil sebuah item yang bisa di bilang berharga untuk senjatanya. Dirinya tak boleh melewatkan kesempatan tersebut untuk mendapatkan senjata terkuat itu, dan ia sudah bertekad untuk mengambilnya apa pun yang terjadi.
Rio berjalan ke arah kanan jalan, ia mengambil rute panjang untuk mengumpulkan benda – benda yang dapat membantunya balas dendam. Rute panjang untuk mencapai ke stasiun bawah tanah terbilang seperti berjalan tiga sampai empat kilometer. Jalur rute panjang, terdiri dari tiga blok perumahan untuk sampai di stasiun bawah tanah. Dan dalam tiga blok tersebut, ada berbagai item yang ia perlukan untuk pertukaran akan senjata kutukannya. Dan ia harus mendapatkan semua benda – benda tersebut meskipun harus mengorbankan orang lain.
Selagi memasuki blok pertama, Rio mengedarkan pandangannya ke sekeliling jalan itu. Ia melihat rumah – rumah yang hancur lebur hampir sama dengan tanah. Kerusakan yang di alami oleh tempat tersebut, terbilang cukup parah dari pada di tempatnya sebelumnya. Banyak sekali bangunan – bangunan yang rusak, puing – puing rumah yang berserakan, bahkan ada juga sebuah rumah yang hanya menyisakan pintunya saja yang berdiri. Sungguh pemandangan yang mengerikan.
Setelah terdiam melihat pemandangan di sekitarnya, Rio pun termenung untuk sesaat. Dalam pikirannya, berada di mana item pertama yang ingin di dapatkannya. Selagi ingin mematahkan sebatang coklat yang ada di mulutnya, tiba – tiba saja Rio mendengar sebuah jeritan keras dan melengking tersebar di udara. Ia yang hendak mematahkan coklat tersebut seketika terhenti, ia mencoba memfokuskan pendengaran untuk mengecek apakah ada sebuah keberadaan di tempat yang naas itu.
"AKGHH..... SESEORANG TOLONG KAMI.... SIAPA SAJA TOLONG KAMI..."
Mendengar jeritannya yang semakin jelas, Rio mengikuti asal suara tersebut dan berhenti di sebuah perumahan yang sempit dan juga kecil. Rumah itu terbilang cukup kecil untuk di tinggali oleh seseorang, dan se-andainya rumah tersebut di tinggali oleh dua orang, maka pastinya akan berdesak – desakan di dalamnya.
Dalam jarak yang cukup jauh, Rio memandang rumah tersebut sambil memperlihatkan sesosok monster seperti kadal, berjalan dengan dua kaki, memakai senjata dan armor mencoba mendobrak masuk rumah tersebut. Makhluk tersebut, tak salah lagi adalah Lizardman, yaitu makhluk sejenis kadal yang mempunyai akal pikiran seperti anak kecil dan mempunyai kekuatan tempur yang cukup kuat. Apalagi saat melihat otot tubuhnya yang besar dan juga gagah.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mendongkrak tempat tersebut, Lizardman itu mengambil seorang perempuan yang cukup muda dengan menarik rambutnya dengan kasar. Lepas itu, ada seorang anak kecil yang kita – kira berumur sepuluh sampai sebelas tahun berlari ke arah Lizardman dan menahan kakinya.
Melihat pemandangan yang seperti itu, terlihat seperti seekor semut kecil yang hendak menahan gajah yang cukup besar. Dan hal itu cukup lucu untuk di pandang. Dengan sekali ayunan kaki dari Lizardman, bocah kecil itu terpental masuk ke dalam rumah kembali. Dirinya yang terpental, membuat sebuah dentuman yang terdengar cukup keras. Suara tersebut, terdengar seperti menabrak sebuah kayu dan peralatan yang ada di dalamnya.
"Kou..." Teriak gadis tersebut sambil melambaikan tangannya ke arah anak kecil tersebut seraya ingin menggapainya.
Melihat anak kecil itu di sakiti, perempuan tersebut mencoba memberontak dan memukul – mukul lengan dari sang Lizardman. Ia berusaha sekuat tenaga untuk membalaskan perbuatannya kepada sang Lizardman. Pukulan lemah yang di arahkan oleh perempuan tersebut, tak menghasilkan apa – apa, ia membiarkan tenaganya terbuang sia – sia.
Lizardman yang hanya diam melihat gadis tersebut berusaha, seketika tersenyum dengan bangga. Ia merasa kenikmatan saat melihat sesosok ras yang lebih rendah darinya berusaha sekeras mungkin untuk melukainya. Tak lama setelah itu, baju gadis tersebut di sobek dengan cakar besarnya. Gadis itu di jatuhkan ke tanah dengan cukup keras sehingga menghasilkan suara dentuman yang cukup keras untuk di dengar oleh telinga.
Melihat gadis tersebut di jatuhkan ke tanah, Lizardman pun mendudukinya dengan penuh senyuman yang menyeringai. Dirinya terlihat menikmati ekspresi wajah gadis tersebut selagi memberontak. Melihat kejadian ini, tak lama lagi gadis tersebut akan di perkosa oleh Lizardman. Tubuh Lizardman yang seukuran dua kali lipat manusia dewasa pasti akan menghancurkan bagian vitalnya. Dan saat melihat wajah gadis tersebut meneteskan air mata, Rio pun menyadari akan sesuatu yang tak pernah ia lupakan. Dirinya mengingat kembali sebuah trauma yang di alaminya dulu. Dirinya membenci perilaku tercela itu dan ingin menghajarnya.
Perbedaan akan kekuatannya, terlihat cukup jelas di mata Rio. Dirinya yang melihat Lizardman, pasti sudah menyadari bahwa ia tidak dapat mengalahkannya. Namun dia juga tidak bisa tinggal diam hanya menjadi penonton saat melihat kejadian tersebut. Dalam hatinya, ia bertekad untuk membalaskan dendamnya, namun ia juga tak ingin menjadi sesosok makhluk yang sama akan perbuatan orang – orang kepadanya.
Rio pun beranjak dari tempat persembunyiannya dan memanggil keras – keras Makhluk tersebut.
"Oy, makhluk jelek, Lihat ke sini" ucap Rio sambil menelan sebatang coklat terakhir yang ada di mulutnya.
Makhluk tersebut pun merespon perkataan Rio, dirinya menoleh ke arah belakang dan melihat ke arah Rio dengan tatapan kebencian sambil menggeram selayaknya tidak suka. Lizardman yang awalnya mencengkeram lengan gadis tersebut dengan kuat, langsung melepaskannya dan berdiri menghadap Rio. Lizardman mengambil pedangnya dan terus mengeram kepada Rio. Yang menandakan bahwa ia tidak suka di ganggu saat seperti itu.
"Yeah, benar. Aku Lawanmu Jelek" ucap Rio sambil tersenyum meremehkan Lizardman.
Lizardman mengamuk kepada Rio, dan berlari dengan kencang ke arahnya. Dirinya berlari dengan membungkukkan badannya untuk mempercepat laju larinya. Rio sedikit terkejut dengan kecepatan lajunya, dirinya tidak bisa mengalahkan monster tersebut dengan adu kekuatan. Akan tetapi ia pasti bisa mengalahkannya dengan adu kepintaran.
Rio pun membalikkan badannya dan berlari menjauh dari tempat tersebut, sejumlah kantong makanan yang dibawanya langsung di jatuhkan di tanah dan tak berpikir untuk mengambilnya lagi. Saat ini ia harus mengonsentrasikan pikirannya untuk melawan monster itu bagaimana pun caranya.
Jarak antara Rio dan Lizardman cukup jauh. Namun hal itu akan segera di susul oleh Lizardman jika Rio tidak memikirkan cara untuk mengelabuinya. Rio berlari ke gang – gang sempit untuk memperlambat Lizardman. Alih – alih menghentikan larinya di dalam gang sempit, Lizardman malah menembus gang kecil itu dengan tubuhnya. Dirinya terus berlari mengejar Rio tanpa memikirkan tembok – tembok rumah yang mengimpitnya.
Melihat kejadian yang tak di prediksi oleh Rio, membuat bulu kudu Rio berdiri. Ia terkejut dan tak percaya kepada kekuatan yang besar itu sampai bisa menghancurkan tembok – tembok rumah. Memang kekuatan yang gila. Dengan rencananya yang tak berhasil, Rio kembali berlari sambil memikirkan rencana yang lain. Ia mencoba melihat ke arah status pribadinya dan menengok, apakah ada semacam skill yang dapat di gunakannya dalam keadaan darurat seperti itu.
Tak lama setelah itu, sang Operator pun kembali muncul. Ia merekam kejadian Rio secara Live untuk mendapatkan lagi reting yang tinggi dalam acaranya. Para Viewers pun melihat acara live tersebut, beberapa dari mereka merasa kasihan kepada Rio. Beberapa yang lain hanya terdiam melihat kejadian tersebut berlangsung.
"Bagaimana ? Bagaimana aku bisa mengalahkannya dengan kekuatanku saat ini ?" ujar Rio dalam hatinya. Jarak yang semakin dekat, membuat Rio semakin cemas. Bagaimana ia bisa mengalahkan monster itu dengan kemampuannya saat ini.
Rio kembali memikirkan cara untuk mengalahkannya, setelah itu dia sadar bahwa pasti ada kekuatan yang diberikan oleh Viewers yang menjalin kontrak dengannya. Ia melihat ke arah status pribadinya dan mengecek kembali dengan cermat.
Ternyata di bagian kiri bawah, ada sebuah tanda segitiga yang Menunjuk ke arah samping. Rio tidak tahu kalau tombol kecil itu akan berada di sana sepanjang waktu. Ia pun menekan tombol tersebut dan mengalihkan status pribadinya menjadi status akan statistik kemampuannya. Strength, dan agility-nya cukup rendah dan ia tidak bisa melakukan apa pun tentang statusnya yang masih rendah.
Namun di bawah semua statis tentang daya tempur (Strength), Kecepatan (Agility) dan sebagainya. Rio melihat sebuah skill yang terbilang cukup unik. Skill itu di gambarkan dengan sebuah mata yang bersinar dengan terang. Dan nama Skill tersebut adalah Truth Of Eyes yang akan menggambarkan status pribadi orang lain dan memperlihatkan sebuah kebohongan yang di tutup – tutupi.
Rio pun mencoba menengok ke belakang sambil menggunakan skill Truth Of Eyes miliknya. Ia bisa melihat status yang di miliki oleh sang Lizardman. Melihat sebuah kenyataan memang sangat menyakitkan, status Rio dan Lizardman terbilang cukup jauh berbeda seperti bumi dan langit. Rio tidak bisa mengalahkannya bagaimanapun caranya. Namun skill Truth Of Eyes memperlihatkan sebuah kejadian di masa depan yang akan datang. Dalam gambar singkat tersebut, terlihat sebuah kejadian di mana Lizardman menebas pedang besarnya kepada Rio.
Tak lama setelah itu, kejadian yang serupa pun terjadi. Sang Lizardman menebaskan pedang besarnya dan berhasil di hindari oleh Rio. Rio akhirnya paham akan kegunaan skill tersebut dan mencoba memanfaatkan kekuatan tersebut untuk mengalahkan monster Lizardman. Tak lama setelah itu, sebuah kejadian di mana ia dapat mengalahkan monster tersebut terlihat dalam pandangannya. Rio merasa bersemangat sambil tersenyum menyeringai. Ia tidak pernah merasa begitu senang dengan pertolongan ini. Dan kali ini, dia yang akan melakukan serangan balasan kepada Lizardman.