Di waktu menjelang pagi, terdengar suara ayam yang berkokok dengan riang. Mereka berkokok dengan merdu yang menandakan matahari akan bersinar. Suara ayam tersebut terdengar seperti lantunan nyanyian yang membangunkan mata. Dan selepas mereka berhenti bernyanyi, mulailah terbit matahari dari arah timur, yang menandakan waktu pagi telah datang.
Sinar mentari yang datang, menyinari kamar Rio secara perlahan. Cahaya tersebut seakan menyapa lembut ke arah kamarnya. Cahaya itu menembus celah tirai yang menutupi jendela kamarnya. Cahaya yang masuk dari sana, tepat mengarah ke mata Rio. Yang akibatnya, Rio membuka kedua matanya secara perlahan dan tenang.
Akibat cahaya yang langsung mengarah ke kepadanya, Rio sedikit kesulitan untuk melihat sekelilingnya. Dirinya seketika bangun dari tempat dan duduk di samping kasurnya. Tak lama setelah itu, dirinya mulai melihat dengan jelas. Ia mengedarkan pandangannya ke arah kamar sebelum bangkit dan menarik tirai jendelanya.
Selepas Rio, melihat ke arah luar, dirinya teringat kembali akan kejadian semalam. Ia merasa sedih saat sadar bahwa kejadian di malam itu adalah kenyataan pahit dalam hidupnya. Wajah yang murung dan lesu di tampakkan oleh dirinya di depan jendela, ia seketika menutup kembali jendela tersebut dengan tirai dan berjalan kembali ke arah tempat tidurnya.
Sesampainya ia di samping tempat tidurnya, ia langsung membenamkan kepalanya ke kasur dan kembali menutup matanya. Dirinya merasa malas dan lelah untuk melakukan aktivitas di hari tersebut. Ia hanya ingin bermalas – malasan dan membiarkan ingatan pahit itu kembali ke bagian belakang kepalanya.
Sejenak Rio memejamkan kedua matanya, terdengar suara gemuruh dari bagian perutnya. Rio sempat merasa lapar karena semalam dia tidak menyentuh makanan sama sekali sejak kejadian tersebut. Dengan keadaan terpaksa, Rio pun kembali bangun dan berdiri menuju ke dapur untuk mencari makanan.
Saat Rio mengecek ke dalam kulkas, dirinya tidak mendapati makanan di dalamnya. Ia hanya menemukan sebotol air mineral yang di simpannya dan sudah terkonsumsi setengah bagian. Rio menghela nafas di depan kulkasnya, ia lupa tidak membeli bahan makanan kemarin malam. Ia berpikir bahwa kemarin tidak perlu melakukan pekerjaan tersebut karena akan makan di luar. Dan ternyata ia malah mendapatkan perlakuan yang begitu buruk darinya.
"Sial" Ujar Rio mengutuk mantan kekasihnya.
Selepas melakukan hal tersebut, terdengar kembali suara gemuruh dari perut Rio. Dirinya harus pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan untuk di santapnya pagi ini. Rio pun menutup pintu kulkas dan kembali ke dalam kamarnya, ia mengambil jaket coklat tua yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.
Sebelum mengambil jaket tersebut, Rio sempat teringat kembali kenangan dengan ayahnya. Di waktu kecil, Rio pernah memakai jaket ayahnya yang tampak kebesaran dengan tubuhnya. Lengannya yang begitu kecil membuat jaket tersebut terlihat seperti lelucon yang di mainkan oleh Rio. Tangannya yang tak sampai di ujung lengan jaket tersebut terlihat seperti sedang menyeretnya. Dan hal tersebut terlihat lucu di depan orang tuanya.
Kedua orang tua Rio meninggal karena sebuah kecelakaan kapal pesiar sepuluh tahun lalu. Mayat dari keduanya tidak pernah di temukan sampai di kabarkan di makan ikan di sana. Rio mengingat kembali kenangan saat ia menyakitkan itu, ia merasa sedih dan sendirian karena kejadian tersebut.
Tak lama setelah itu, Rio akhirnya di rawat oleh Bibinya, dengan begitu banyak harta yang di tinggalkan kedua orang tuanya kepada Rio. Membuat dirinya di asuh oleh Bibinya sampai ia lulus dari SMA. Setelah itu, Rio memutuskan untuk hidup mandiri dengan sebagai harta dari orang tua. Dan selepas itu ia di dekati oleh mantan ke kasihnya, yaitu Lora. Yang hanya di manfaatkan untuk kepentingannya saja.
Mengingat kembali kenangan masa lalunya, membuat Rio menjadi jengkel. Ia mengambil jaket tersebut dan memakai untuk membeli makanan. Dirinya tidak peduli lagi dengan wanita murahan tersebut dan tak mau lagi untuk bertemu dengannya. Di malam itu ia berpikir bahwa semua orang hanyalah ada untuk di manfaatkan, dan ia juga tidak ragu untuk memanfaatkan mereka.
Di tengah perjalanan menuju super market, Rio mendengar suara televisi yang menyiarkan berita di sebuah toko elektronik. Di depan toko tersebut terpampang beberapa layar televisi untuk di pertontonkan agar menarik minat pelanggan atau hanya untuk hiasan. Rio masih belum tahu kegunaan hal tersebut.
Dari belakang kerumunan tersebut, Rio mendengar suara orang yang ia kenal. Dan tepatnya orang tersebut adalah atasan yang memecatnya. Karena melihat orang tersebut, Rio pun berhenti sejenak dan melihat apa yang orang itu ingin katakan. Sesaat setelah di wawancarai oleh host di acara – acara gosip, dia membicarakan sebuah projects yang sangat Rio kenali. Yaitu Projects pengembangan game berskala dunia atau bisa disebut sebagai Open World. Game yang bertemakan VRMMO membuat para player yang memainkannya merasa tak sabar akan update besar – besaran tersebut. Mereka bisa menjelajah selayaknya berada di dunia fantasi yang di impikan oleh semu orang.
Perusahaan Rio yang di tempatnya dulu sebelum di pecat, adalah perusahaan pengembangan game VRMMO yang banyak di minati oleh masyarakat dunia. Game tersebut bertemakan petualangan fantasi yang begitu menarik sampai bisa membuat adrenalin terpacu. Dan tugas Rio, sebelum di pecatnya dirnya, yaitu untuk membuat game tersebut maju dan menarik. Dan salah satunya adalah project Open World yang di ajukannya.
Jadi bagaimana tentang pengembangan game ini Direktur, apakah anda yakin akan membuat game ini dengan sekala dunia ? Dan menurut pendapat para playernya, pengembangan terbaru ini akan menjadi sangat menarik dan terlihat nyata ? bahkan sampai ada yang bilang bahwa game ini tidak akan ada duanya karena mencakup server untuk semua ? Ucap Host acara tersebut.
"Oh itu pastinya" Ujar atasan Rio dengan nada yang sombong sambil menyodorkan dadanya ke depan. "Game ini tidak akan di temukan di perusahaan mana pun, dan aku bisa menjamin pasti bawah direktur utama pengembangan game ini tidak akan menipu kalian dengan keraguan"
"Oh apa itu benar ? Kalau begitu siapa nama pemimpin yang menjalankan sistem Pengambangan tersebut ?" ucap Host acara keheranan.
"Dia adalah putraku yang aku bangga – banggakan yaitu Kira" Ujar mantan atasan Rio sambil tersenyum lebar.
Rio langsung terkejut saat itu, dirinyalah yang mengembangkan projects tersebut dan kenapa malah si bajingan Kira yang di sebut oleh mantan atasannya. Rio pun menyimak perbincangan mereka dengan serius, dirinya mendengarkan percakapan tersebut sambil memendam rasa benci kepada matan atasannya.
Dan di saat acara tersebut berlangsung, Kira seketika unjuk diri di depan kamera. Ia memperlihatkan sisi tampannya yang begitu memuakkan di sudut kamera.
"Terima kasih atas pujiannya Host, aku tidak bisa memberikan apa pun kepada kalian para penggemar. Aku hanya bisa membayangkan diriku bekerja keras untuk kenyamanan dan kenikmatan kalian bermain. Dan hanya untuk itu, aku akan berjuang sekuat tenaga" Ucap Kira dengan senyum yang terlihat tulus.
Penonton yang ada di sana, bersorak sorak untuknya. Mereka memberikan rasa perhatian yang begitu besar kepada Kira meskipun ia tak melakukan hal tersebut sama sekali. Dan senyuman palsu yang terpampang di wajahnya, membuat Rio merasakan amarahnya yang menggebu-gebu dalam tubuhnya.
Setelah sorakan itu selesai, host pun kembali bertanya kepada Kira. Dirinya kali ini membahasa kisah percintaannya yang begitu kasmaran dalam sebuah rumor yang beredar.
"Jadi Kira, meskipun kau adalah kepala pengembangan game ini, ada rumor yang beredar bahwa kau sedang menjalin hubungan dengan seseorang ? Dan terdengar juga dari rumor tersebut, adanya rencana pernikahan kalian yang tak lama lagi ?" ucap Host yang tertarik dengan Kira.
"Iya itu benar" ucapnya sambil tersenyum manis. "kami berencana untuk menikah secepat mungkin. Dan berharap bisa mendapatkan kehidupan yang indah seperti harapan kami"
"Eh.. seperti itu kah ? Menarik sekali ya" ucap Host sambil mengelus – elus dagunya dengan ibu jari. "Dan kalau boleh tahu siapa nama pasanganmu ini ?"
Kira pun tersenyum manis kembali. Di depan kamera, ia memperlihatkan wajahnya yang menawan sambil mengucap nama pasangannya. "namanya adalah Lora, malaikat cantik yang turun untukku"
Mendengar kalimatnya yang begitu romantis, tubuh Rio seakan mual mendengar kalimat tersebut. Dirinya yang mengalami kejadian tersebut pasti tidak akan mempercayai kata – kata manis mereka. Dalam hati Rio, mereka hanyalah sesosok iblis yang berpakaian seperti manusia. Dan juga jalang yang menggoda pria untuk hartanya.
"Hmm memang pasangan yang serasi" ucap Rio sambil pergi meninggalkan tempat tersebut.
Tak lagi mendengar acara tersebut, Rio pun segera meninggalkan tempat itu untuk pergi ke tujuannya semula, yaitu supermarket. Dirinya bergegas untuk membeli makanan untuk kebutuhan tubuhnya. Dirinya tidak mau makanan yang ingin di santapnya malah menjadi tidak enak karena memikirkan kedua orang itu. Ia mencoba untuk menghilangkan pikiran tersebut jauh di dalam kepalanya. Dan ia tak mau lagi memikirkan atau pun bertemu dengannya.
Sesampainya di depan supermarket, Rio pun segera masuk ke dalamnya. Sebuah pintu kaca yang berada di depannya, tiba saja terbuka saat Rio mendekatinya. Pintu otomatis tersebut mengingatkannya pada novel yang membuatnya tenang saat tertekan. Rio membayangkan sebuah petunjuk yang terkait dengan pintu otomatis tersebut.
Tak tahan merasakan lapar, Rio pun segera menuju tempat makanan. Dirinya membeli sebuah mie instan yang di sediakan oleh supermarket tersebut. Setelah memilih makanan mana yang ingin di santapnya, terlihat makanan yang ingin di ambilnya bergerak maju mundur dengan pelan. Rio pun seketika terdiam dan memeriksa kembali apakah makanan itu bergerak sendiri atau hanya imajinasinya saja.
Menengok ke kanan dan ke kiri, bahwa tidak ada yang aneh di tempat tersebut. Rio pun memutuskan bahwa hal yang dilihatnya secara sekilas hanya imajinasinya belaka. Ia pun tidak menghiraukan kejadian tersebut dan langsung mengambil mie instan yang pedas untuk sarapannya.
Meskipun terbilang aneh kalau mie tersebut di santap saat sarapan. Rio merasa tidak peduli dengan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya. Dirinya hanya berpikiran untuk mengisi perutnya yang sedang memberontak karena lapar.
Setelah Rio mengambil mie instan, ia pergi ke area minimum untuk mengambil minuman untuk pasangan dari mie pedasnya. Rio berjalan ke area tersebut dan sekilas menengok minuman mana yang ingin di ambilnya. Tak bisa menentukan dengan tepat, minuman mana yang cocok untuk mie pedasnya. Ia hanya mengambil sebuah teh botol dan segera pergi ke mesin kasir untuk membayarnya.
Antrean di depan kasir, ternyata membutuhkan waktu yang lama. Terlihat ada sekitar empat atau lima orang yang sedang mengantre di depan kasir untuk melakukan pembayaran barang – barang miliknya. Rio hanya bisa terdiam dan menunggu giliran untuk membayar makanan tersebut.
Sambil menunggu antrean tersebut, Rio mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Melihat apakah ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Saat Rio melihat ke area pembelajaran di dalam supermarket, dirinya tidak menemukan sesuatu yang menarik dan mengalihkan pandangannya ke arah luar supermarket.
Di luar supermarket, terlihat begitu kendaraan yang melintas di depan toko tersebut. Rio melihat mereka seperti melihat sebuah film yang singkat dan abstrak. Setelah bosan dengan tonton yang sekilas itu, Rio kembali mengarahkan pandangannya ke arah pintu kaca otomatis. Dirinya kembali merenung dan membayangkan sebuah peristiwa yang terjadi di dalam novel yang ia baca.
Peristiwa tersebut menceritakan tentang sebuah monster yang melompat ke pintu kaca tersebut dan memakan orang – orang yang ada di dalamnya. Mengingat kembali cerita tersebut, Rio hanya tersenyum sambil membayangkan apa jadinya se-andainya kejadian tersebut terjadi di depannya. Dan Rio juga membayangkan bahwa lebih bagus lagi jika orang – orang yang menghinanyalah yang menjadi korban tersebut.
Sesaat setelah membayangkan kejadian tersebut, Rio terpanggil oleh penjaga kasirnya karena terlalu banyak melamun di depan tempat tersebut. Ia di sadarkan kembali untuk pembayaran makanannya. Sesaat Rio meletakkan makanan di depan kasir, tiba – tiba saja guncangan yang di alaminya saat memilih makanan, terjadi kembali di tempat tersebut. Rio yang awalnya merasa bahwa hal tersebut adalah nyata dan bukan sekedar imajinasinya saja, mulai teringat akan suatu peristiwa yang serupa dengan kejadian di dalam novelnya. Di mana ada sebuah gempa kecil yang di ikuti gempa besar yang mengakibatkannya retaknya dimensi manusia dengan alam lain. Dan itu di rasakan olehnya sesaat setelah keluarnya sesosok monster yang muncul tepat di tengah – tengah jalan raya.
Di waktu yang bersamaan, ponsel Rio bergetar hebat di saku celananya. Suara dan getaran di ponselnya terdengar jelas karena sunyinya orang – orang tersebut melihat kejadian yang tak biasa itu. Rio pun segera mengecek ponselnya dan ia mendapatkan sebuah pesan yang terbilang aneh dan misteri. Isi pesan tersebut adalah Semoga berhasil Players, kau akan membutuhkannya.
Melihat pesan yang aneh tersebut, terbilang cukup mendadak olehnya. Dan bukan hanya itu saja, pelanggan yang berada di tempat yang sama dengan Rio secara kebetulan mendapatkan sebuah pesan yang serupa dengannya, bahkan sang penjaga kasir pun mendapatkan isi pesan tersebut. Dan seketika itu juga sebuah permainan yang kejam di mulai untuk kesenangan para penontonnya.
Sesosok makhluk kecil yang entah mau di sebut sebagai monster atau bukan tiba – tiba saja berbicara dengan bahasa manusia. Monster aneh tersebut meminta para manusia yang ada di tempat tersebut untuk memberikan sebuah pertunjukan yang menarik pada para Viewers. Dan ia tidak menyukai hal yang buruk untuk di pertontonkan. Dalam artian lain adalah hal yang tidak menarik untuk di pertontonkan. Lepas itu makhluk kecil tersebut menyeringai yang membuat keberadaannya terlihat lebih menyeramkan dari sebelumnya.