Seperti yang sudah-sudah saat dibonceng oleh Arham, Sari selalu melingkarkan tangannya di perut Arham.
Hampir setengah jam membelah jalanan ibu kota dengan kuda besinya akhirnya Sari dan juga Arham sampai di salah satu warung makan pinggir jalan. Jangan salah paham dulu, meskipun berada di pinggir jalan, tapi waroeng ini selalu ramai pengunjung dan ini juga selalu menjadi langganan keduanya.
Tak ada yang spesial memang padahal ini adalah ini salah satu momen yang cukup berharga untuk Sari. Sari juga wanita normal yang ingin perlakuan spesial, tapi dia tak mau egois. Karena bakti terbesar seorang anak lelaki adalah membahagiakan ibunya. Dan Sari ingin agar Arham menjadi anak yang memuliakan orang tuanya.
Setelah aktivitas makan yang lumayan juga Sari memutuskan untuk pulang saja karena ini sudah hampir pukul 2 siang. Arham harus bersiap-siap untuk bekerja juga. Bersama dengan Arham, Sari memang dituntut untuk dewasa sebelum waktunya.