Chereads / Duri Kecil / Chapter 1 - Duri

Duri Kecil

🇮🇩Lullaby_207
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 3.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Duri

Hari bahagia didepannya. Semua orang memandangnya dan berbahagia untuknya. Diapun ikut tersenyum untuk membalasnya.

Perlahan berjalan menuju altar, dia melihat mempelainya dari balik kain.

Lagu pernikahan terus dimainkan untuk mengiringi dan berhenti saat ucapan sumpah. Keduanya kemudian menukar cincin. Semua orang bersorak untuk Raja dan Ratu baru mereka.

Sang Raja mengangkat kerudung pengantinnya. Kedua pengantin kemudian saling berciuman. Atau itu yang terlihat.

Sorak sorai terus terdengar. Semuanya berbahagia.

Kedua pengantin kemudian menaiki kereta kuda menuju kastil.

"Kalau begitu Raja-ku, aku akan ke kamarku". Sang Ratu membungkukkan diri.

Sang Raja dengan canggung hanya menjawab "ya". Memandang yang seharusnya istrinya menjauh. Dia tidak bisa menahannya karena kepercayaan kerajaan ini.

Semua orang sangat mencintai sang Ratu. Semuanya akan melakukan apapun untuknya. Bagi rakyat kerajaan ini kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan para rakyat. Dan itu sudah berlangsung selama bergenerasi.

Para Putri dan Ratu kerajaan ini selalu dikenal sebagai sosok wanita ideal saat itu. Anggun, baik hati, penyayang dan sopan. Selain itu mereka sudah berpendidikan.

Karena itu banyak orang dari berbagai negara, selalu ingin memperistri salah satu Putri kerajaan ini. Dan dia adalah salah satunya. Namun, dia tidak merasa senang sedikitpun. Walau akhirnya dia mendapatkannya.

Tapi ini sudah terjadi dan dia tidak bisa mundur. Seperti yang dikatakan Raja sebelumnya, cinta akan tumbuh selama kau bersama. Mungkin ini belum saatnya. Tugasnya sebagai Raja akan dimulai besok. Hari ini dia hanya akan menutup mata.

Keesokannya sarapan yang cukup ramai berlangsung. Raja dan Ratu sebelumnya hadir.

"Jadi, kapan kalian akan punya anak?". Tanya Ayah Mertuanya.

"Aku akan menunggu sampai dia siap". Jawabnya.

Istrinya hanya diam mendengarkan.

"Aku mengerti. Lagipula kalian belum saling mengenal. Tapi siapa tahu ini akan menjadi pernikahan yang indah. Ingatlah, jangan menyesalinya". Nasehat Ayah Mertuanya.

Si Raja melirik Istrinya yang hanya melanjutkan makan dalam diam. Setiap gerakannya tidak memiliki cacat. Dia terus bergerak. Hanya melihatnya makan sudah sedap dipandang. Sosoknya sangat indah sampai dia melupakan makanannya.

Klang

Suara ketukan piring tiba-tiba menyadarkannya.

"Aku tahu Putriku sangat cantik, tapi kau juga harus mengahabiskan makananmu. Koki sudah bekerja keras memasaknya. Belum ditambah para Pedagang dan Petani". Ratu yang sebelumnya, Ibu Mertuanya tersenyum bangga.

"Iya. Pasti akan kuhabiskan. Makanannya juga sangat enak". Si Raja melanjutkan makannya.

Dan bicara soal makanan, dia tidak berbohong rasanya sangat lezat. Baik rasa, bumbu, maupun porsi rasanya sangat sempurna. Penyajiannya sangat cantik dan menggugah selera. Apa yang ada diatas meja pas untuk mereka. Sudah dipastikan semuanya pasti akan bersih.

Semua makanan dan minuman sudah bersih. Mereka berdoa, berterimakasih untuk makanannya. Para pelayan segera bergerak merapihkan meja.

Dia menangkap sosok Istrinya yang tersenyum dan berterimakasih pada salah satu Pelayan. Si Pelayan terlihat sangat bahagia tapi dia tetap menjaga sikapnya. Raja dan Ratu sebelumnya melakukan hal yang sama. Begitu juga dengan Si Raja saat salah satu Pelayan mengambil alat makannya.

Sarapan sudah berakhir. Makanan yang lezat itu sangat membantunya meningkatkan suasana hatinya. Ini sebuah kebahagiaan yang kecil tapi sangat bermakna.

"Jadi bagaimana malam pertamamu?". Tanya Ayah Mertuanya.

Si Raja hanya menahan nafasnya. "Tidak ada yang terjadi!". Jawabnya panik.

Ayah Mertuanya terlihat bingung. Tapi dia sadar apa maksudnya. "Anakku, aku menanyakan tidurmu semalam. Apa kau bisa tidur?".

Si Raja merasa malu. Tentu saja itu maksudnya. Dia pasti sudah tahu Putrinya belum siap untuk itu.

"Aku bisa tidur dengan lelap. Terimakasih. Selain itu rasanya kamarki harum sekali".

"Itu pasti pewangi ruangan. Setiap kamar memilikinya. Itu bisa membuatmu lebih rileks. Kau bisa meminta pelayan kalau mau mengganti aromanya".

"Pewangi ruangan itu apa seperti parfum?".

"Ya, itu tahan lama. Tapi jangan pernah mencoba memakainya untuk parfum. Semuanya akan tahu". Ayah Mertua hanya tertawa. Sepertinya itu adalah pengalaman pribadi.

"Jadi apa ada masalah? Kau sudah membiasakan diri, tapi harus tinggal ditempat lain pasti agak berat. Kau bisa mendatangiku dan bertanya kapan saja. Aku akan membantumu". Ayah Mertua menepuk pundak Si Raja.

Dia merasa lega diterima seperti ini. Andai Istrinya bisa menerimanya seperti ini.

"Putriku memang sedikit dingin padamu sekarang. Tapi kalau kalian saling mengenal dia akan melunak. Selama itu pastikan kau tidak kecewa duluan. Ini memang akan sulit, tapi kau akan melewatinya".

Si Raja hanya bisa tersenyum masam. Dia sangat ingin memperlakukan Istrinya sengan baik. Tapi sepertinya Istrinya sangat berbeda dengan perempuan lainnya. Bahkan dengan Ibunya.

"Kalau boleh tahu, bagaimana hubungan Ayah Mertua dengan Ibu Mertua?".

"Eh... Kau mau mendengar sekarang? Padahal kita hanya berjalan-jalan pagi sebentar. Ceritanya akan panjang".

Si Raja hanya bersiap-siap mendengar cerita Ayah Mertuanya.

Dari pertama kali mereka bertemu disebuah pesta dansa. Mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Mereka langsung meminta pertunangan. Tentu saja semuanya lancar sampai Ayah Mertua harus kembali mempelajari Kerajaan ini. Baginya itu bagian tersulit untuk mengingat semua hal tentang Kerajaan Asing yang baru dia kenal.

Tapi semua orang mendukungnya, dan para rakyat percaya padanya. Dan untuk Belahan Hatinya dia bertahan dan menjadi Raja yang dicintai oleh seluruh bagian Kerajaan.

Dan dia terus membahagiakan Belahan Jiwanya.

"Kau tahu, semuanya berasal dari niat. Jika niatmu baik itu sudah bagus. Setelah itu kau berusaha mewujudkannya. Niat awalku adalah membahagiakan Istriku dengan berada disisinya. Dulu aku bukan siapa-siapa. Walaupun seorang Pangeran aku bukan apa-apa dibandingkan Pangeran lainnya. Tapi dia memilihku dan itu cukup membuatku merasa istimewa. Dan sekarang disini aku bicara denganmu". Dia menatap Si Raja. "Kau juga sudah terpilih. Itu membuatmu istimewa walau hanya untuk seseorang. Aku tidak tahu akan seperti apa kedepannya, tapi kau tahu apa yang mau kau lakukan, iya kan?".

Ayah Mertua berbalik. "Kau tidak perlu melihatku sebagai contoh. Kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Entah apa yang akan terjadi nanti". Dia mulai berjalan menjauh. "Berusaha keraslah sebagai Raja. Banyak yang bergantung padamu".

Si Raja yang sendirian sekarang hanya melihat lorong menuju Ruang Kerjanya.

Dia akan mencapainya suatu hari. Niatnya akan terbalas. Semuanya akan baik-baik saja.